Saturday, July 7, 2012

SAHAM PREFEREN ANAK PERUSAHAAN DAN LABA PER LEMBAR SAHAM KONSOLIDASIAN, PAJAK PENGHASILAN DAN TEORI-TEORI KONSOLIDASI





v  SAHAM PREFEREN ANAK PERUSAHAAN DAN LABA PER LEMBAR SAHAM KONSOLIDASIAN

Ø  Saham Preferen Yang Beredar Dari Anak Perusahaan
Sebagian besar saham preferen yang dikeluarkan adalah saham preferen kumulatif, non-partisipatif dan nonvoting (tidak berhak suara). Biasanya saham ini memiliki hak preferensi dalam hal likuidasi dan sering kali bisa ditarik dengan harga di atas nilai nominal atau nilai likuidasi. Laba bersih perusahaan investasi yang memiliki saham preferen pertama-tama dialokasikan kepada pemegang saham preferen berdasarkan perjanjian, sedangkan sisanya dialokasikan ke pemegang saham biasa. Sama halnya dengan ekuitas pemegang saham investasi, pertama-tama dialokasikan pada pemegang saham preferen berdasarkan perjanjian dan sisanya dialokasikan pada pemegang saham biasa.
Jika saham preferen memiliki harga yang diminta (call price) atau harga yang dibayarkan kembali (redemption price), maka nilai inilah yang digunakan dalam mengalokasikan ekuitas investasi kepada pemegang saham preferen. Jika saham preferen tidak memiliki harga yang diminta, maka ekuitas dialokasikan berdasarkan nilai nominal saham ditambah agio kalau ada. Kemudian, setiap utang dividen terutang dari saham preferen kumulatif harus dimasukkan dalam ekuitas yang dialokasikan kepada pemegang saham preferen.
Untuk saham preferen nonpartisipatif, laba dialokasikan kepada pemegang saham berdasarkan tingkat atau nilai preferensi. Apabila saham preferennya adalah kumulatif dan nonpartisipatif, laba tahun berjalan yang dialokasikan kepada pemegang saham preferen merupakan dividen tahun berjalan. Jadi laba dialokasikan pada saham preferen nonkumulatif, nonpartisipatif hanya jika dividen, diumumkan dan hanya sejumlah yang diumumkan tersebut.

Ø  Laba Per Lembar Saham Konsolidasian
Laba bersih dan laba per saham (LPS) perusahaan induk yang menggunakan metode ekuitas sama dengan laba bersih konsolidasi dan laba per saham konsolidasi. Tetapi perbedaan perhitungan yang timbul dalam menentukan laba bersih perusahaan induk dan laba bersih konsolidasi (yaitu : konsolidasi satu-baris dan konsolidasi) tidak terjadi pada perhitungan LPS. Perhitungan LPS perusahaan induk sama dengan perhitungan LPS konsolidasi. Prosedur LPS untuk investor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap investasi adalah sama dengan prosedur untuk investor perusahaan induk.
Prosedur perusahaan induk dalam menghitung LPS tergantung pada struktur ekuitas perusahaan anak. Saat perusahaan anak tidak memiliki ekivalensi saham biasa atau sekuritas dilutif potensial yang beredar, prosedur untuk menghitung LPS konsolidasi sama dengan prosedur perhitungan pada perusahaan yang terpisah. Jika perusahaan anak memiliki ekivalensi saham biasa dan sekuritas dilutif yang potensial, maka efek dilutif potensial harus dipertimbangkan dalam menghitung LPS primer dan LPS dilutif penuh perusahaan induk.
Alasan untuk menyesuaikan perhitungan LPS perusahaan induk tergantung pada apakah sekuritas dilutif potensial perusahaan anak dapat dikonversikan menjadi saham biasa perusahaan anak atau perusahaan induk. Apabila dapat dikonversikan menjadi saham biasa perusahaan anak, dilutif potensial direfleksikan dalam perhitungan LPS perusahaan anak, yang nantinya akan digunakan untuk menentukan LPS perusahaan induk (dan konsolidasi). Apabila sekuritas dilutive dari perusahaan anak dapat dikonversikan menjadi saham biasa perusahaan induk, maka sekuritas tersebut diperlakukan sebagai ekivalensi saham biasa atau sekuritas dilutif lainnya perusahaan induk dan dimasukkan secara langsung dalam perhitungan LPS perusahaan induk.
v  AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN ENTITAS TERKONSOLIDASI
Ø  Pajak Penghasilan Konsolidasian
Di Amerika, entitas-entitas terkonsolidasi diperbolehkan untuk menyampaikan laporan pajak konsolidasi maupun secara terpisah masing-masing entitas. Dasar yang berlaku bagi entitas-entitas terkonsolidasi untuk memilih perhitungan pajak berbasis laba kena pajak konsolidasi dari atau melaporkan secara terpisah pajak masing-masing entitas adalah tergolong atau tidaknya mereka sebagai kelompok terafiliasi atau affiliated group sesuai Internal Revenue Code seksi 1501 sampai 1505. Kelompok perusahaan saling terafiliasi jika perusahaan induk memiliki paling tidak 80% hak suara untuk seluruh jenis saham dan 80% atau lebih nilai total saham beredar, untuk setiap perusahaan yang tergabung di dalamnya. Perusahaan induk harus memenuhi 80% persyaratan langsung untuk paling tidak satu perusahaan yang tergabung didalamnya (USIRC 1504).
Tidak seperti di Amerika, peraturan perpajakan di Indonesia tidak mengenal pajak penghasilan berbasis laba konsolidasi. Setiap entitas terkonsolidasi yang terpisah secara hukum ialah perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya menghitung dan melaporkan pajak penghasilan badan berdasarkan laba kena pajak masing-masing. Tidak ada pajak konsolidasi yang dihitung berdasarkan laba kena pajak konsolidasi.

Ø  Pajak Penghasilan Atas Penggabungan Usaha
Untuk tujuan perpajakan pengertian penggabungan usaha harus dibedakan dengan peleburan usaha atau dengan pemekaran usaha. Penggabungan usaha merupakan penggabungan dari dua badan usaha atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu badan usaha dan likuidasi badan usaha lainnya yang bergabung. Peleburan usaha merupakan penggabungan dari dua atau lebih badan usaha dengan cara mendirikan badan usaha baru dan melikuidasi badan-badan yang bergabung. Pemekaran usaha adalah pemisahan satu badan usaha menjadi dua badan usaha atau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan sebagian aktiva dan pasiva kepada badan usaha tersebut yang dilakukan tanpa melakukan likuidasi badan usaha yang baru.
Ketentuan perpajakan di Indonesia memberlakukan pengenaan pajak secara khusus untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perbankan dan perusahaan-perusahaan yang akan menjual sahamnya di Bursa Efek dan satu sama lain memiliki hubungan istimewa. Masing-masing perusahaan berkewajiban membayar pajak penghasilan badan terpisah dan tidak boleh mengalihkan sisa kerugian dari badan usaha yang lama untuk sisa kerugian yang belum dikompensasikan.
Pengenaan pajak atas pengalihan aktiva dan kewajiban dalam rangka penggabungan usaha, peleburan, atau pemekaran usaha didasarkan pada nilai buku harta tersebut. Perusahaan yang menerima pengalihan aktiva dan kewajiban mencatat nilai perolehan aktiva dan kewajiban tersebut sesuai dengan nilai bukunya.

v  TEORI-TEORI KONSOLIDASI
Ø  Teori Induk Perusahaan
Teori induk perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa laporan keuangan konsolidasi adalah perluasan dari laporan perusahaan induk dan harus dibuat dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk. Dalam teori ini, laporan keuangan konsolidasi dibuat untuk kepentingan pemegang saham perusahaan induk, namun pemegang saham minoritas tidak diharapkan mengambil manfaat dari laporan tersebut. Laba bersih konsolidasi dalam teori induk ini merupakan ukuran laba bagi pemegang saham perusahaan induk serta masalah-masalah tertentu dan ketidak konsistenan prosedur akuntansi muncul dalam hal kepemilikan pada perusahaan anak kurang dari 100%.

Ø  Teori Entitas
Teori entitas menggambarkan pandangan lain dari konsolidasi. Teori ini dikemukakan oleh Prof. Maurice Moonitz dan dipublikasikan oleh Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting Association) pada tahun 1944 dengan judul “The Entity Theory of Consolidated Statements”. Hal paling utama dari teori entitas adalah bahwa laporan konsolidasi merefleksikan sudut pandang keseluruhan entitas usaha, yang menilai secara konsisten seluruh sumber daya yang dikendalikan entitas.
Dalam teori entitas, laba kepemilikan minoritas merupakan distribusi total laba konsolidasi dan kepemilikan pemegang saham minoritas merupakan bagian dari ekuitas pemegang saham konsolidasi. Teori entitas mensyaratkan bahwa laba dan ekuitas perusahaan anak ditentukan terhadap seluruh pemegang saham, sehingga jumlah totalnya dapat dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas dan minoritas secara konsisten. Hal ini dapat dicapai dalam teori entitas dengan menggunakan nilai total untuk perusahaan anak dengan dasar harga yang dibayarkan perusahaan induk untuk kepemilikan mayoritasnya. Selisih lebih nilai total perusahaan anak atas nilai buku aktiva bersih perusahaan anak dialokasikan pada aktiva yang dapat diidentifikasi dan goodwill.

Ø  Teori Kontemporer
Teori kontemporer adalah refleksi dari dua teori, yaitu teori perusahaan induk dan teori entitas. Teori kontemporer ini berkembang dari praktik akuntansi, dan bukan merupakan pendekatan yang konsisten dalam membuat laporan keuangan konsolidasi




Salam santun ukhuwah fillah & mari berbagi sobat... ^_*05

Read More..

PERUBAHAN KEPENTINGAN PEMILIK, PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN SALING PEMILIKAN (INDIRECT AND MUTUAL HOLDING)




v  PERUBAHAN KEPENTINGAN PEMILIK
Ø  Akuisisi Selama Suatu Periode Akuntansi
Apabila perusahaan anak diperoleh selama suatu periode akuntansi, beberapa penyesuaian konsolidasi harus dibuat untuk memperlakukan pendapatan dari perusahaan anak yang dihasilkan sebelum akuisisi terjadi dan termasuk dalam harga beli. Pendapatan seperti itu disebut penghasilan praakuisisi untuk membedakannya dari pendapatan entitas yang dikonsolidasikan. Begitupula, dividen praakuisisi adalah dividen yang dibayar atas saham sebelum akuisisi terjadi selama suatu periode akuntansi yang membutuhkan penyesuaian konsolidasi pada periode akuisisi.
*      Penghasilan Praakuisi
Pada dasarnya, penghasilan praakuisisi (purchased income) dapat dieliminasi dari pendapatan konsolidasi dengan salah satu dari dua metode. Penghasilan praakuisisi dapat dieliminasi dengan mengeluarkan penjualan dan beban perusahaan anak sebelum akuisisi dari penjualan dan beban-beban konsolidasi. Atau penghasilan praakuisisi dapat dieliminasi dengan memasukkan penjualan dan beban perusahaan anak pada laporan laba rugi konsolidasi untuk seluruh tahun dan mengurangkan pendapatan praakuisisi sebagai suatu unsur terpisah.
*      Dividen Praakuisisi
Dividen praakuisisi dapat dieliminasi dalam proses konsolidasi karena dividen tersebut tidak merupakan bagian dari ekuitas yang diperoleh.
*      Konsolidasi
Pendapatan praakuisisi dimasukkan dalam kertas kerja melalui ayat jurnal kertas kerja. Kemudian, pendapatan praakuisisi dibawa ke dalam laporan laba rugi konsolidasi sebagai pengurang dalam menghitung laba bersih konsolidasi. Klasifikasi pendapatan praakuisisi dalam laporan laba rugi konsolidasi sejajar dengan klasifikasi pendapatan hak minoritas. Kertas kerja konsolidasi untuk periode-periode selanjutnya tidak dipengaruhi oleh akuisisi tengah tahun.

Ø  Penyatuan Kepemilikan Selama Suatu Periode Akuntansi
Apabila penyatuan kepemilikan terjadi selama suatu periode akuntansi, pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dikonsolidasikan untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan. Kemudian laporan keuangan periode sebelumnya disajikan kembali untuk menunjukkan pengaruh penyatuan terhadap semua periode yang dilaporkan sebelumnya.
Syarat untuk menyatukan pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung untuk seluruh tahun penggabungan mempunyai implikasi yang penting dalam pencatatan investasi pada perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam suatu periode akuntansi dan dalam mempertanggungjawabkan investasi yang demikian berdasarkan metode ekuitas. Pendapatan dan saldo laba induk berdasarkan metode ekuitas seharusnya sama dengan pendapatan dan saldo laba konsolidasi atau gabungan. Karena itu, investasi pada suatu perusahaan yang bergabung dicatat pada nilai buku dari kepemilikan yang diperoleh pada awal periode penyatuan, diturunkan dengan dividen yang dibayar sebelum penggabungan, tetapi tidak dinaikkan dengan penghasilan praakuisisi.

Ø  Akuisisi Bertahap
Suatu perusahaan mungkin memperoleh kepemilikan perusahaan lain dalam suatu rangkaian pembelian saham yang terpisah selama suatu periode. Jenis akuisisi seperti ini tidak menimbulkan masalah analisis yang baru jika perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya berdasarkan metode ekuitas. Akan tetapi, akuisisi seperti ini memerlukan perhitungan pendapatan investasi dan laba bersih konsolidasi yang rinci.
Ø  Perubahan Kepentingan Pemilik
Kepemilikan perusahaan induk/investor pada perusahaan anak/investasi mungkin berubah sebagai akibat perusahaan anak menjual saham tambahan atau perusahaan anak menjual saham miliknya sendiri. Pengaruh aktivitas-aktivitas tersebut pada perusahaan induk/investor tergantung pada harga saat saham tambahan tersebut dijual atau saham diperoleh kembali dibeli, dan pada apakah perusahaan induk dilibatkan secara langsung dalam transaksi-transaksi dengan perusahaan anak.

Ø  Dividen Saham dan Pemecahan Saham Oleh Anak Perusahaan
Dividen saham (stock dividend) dan pemecahan saham (stock split) oleh perusahaan anak yang sebagian besar dimiliki tidaklah umum kecuali hak minoritas tersebut diperdagangkan secara aktif di pasar sekuritas. Hal ini dikarenakan manajemen perusahaan induk mengendalikan tindakan tersebut dan biasanya tidak ada manfaat yang diperoleh oleh entitas yang dikonsolidasikan atau perusahaan induk dari peningkatan jumlah saham yang beredar perusahaan anak melalui pemecahan saham atau dividen saham.
Pemecahan saham oleh perusahaan anak meningkatkan jumlah saham yang beredar, tetapi hal ini tidak mempengaruhi baik aktiva bersih perusahaan anak maupun akun ekuitas. Persentase kepemilikan perusahaan anak dan, karena itu, akuntansi dan prosedur konsolidasi perusahaan induk tidak dipengaruhi. Observasi yang sama juga diterapkan pada dividen saham oleh perusahaan anak kecuali bahwa akun ekuitas perusahaan anak berubah karena dividen saham tersebut.

v  PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN SALING PEMILIKAN (Indirect and Mutual Holding)
Ø  Struktur Afiliasi
Kerumitan dari struktur afiliasi suatu perusahaan tidak terbatas. Walaupun demikian, jenis dasar dari struktur afiliasi tidak sulit untuk dikenali.
Jenis dasar dari struktur afiliasi  adalah sebagai berikut :
1.      Kepemilikan langsung, dengan:
a.       Satu perusahaan anak,
b.      Beberapa perusahaan anak.
2.      Kepemilikan langsung dan tidak langsung, dengan:
a.       Hubungan induk-anak-cucu,
b.      Afiliasi terkait.
3.      Kepemilikan timbal-balik, dengan:
a.       Kepemilikan timbal balik induk-anak,
b.      Afiliasi terkait saling memiliki.

Kepemilikan langsung (direct holding) dihasilkan dari invetasi langsung atas saham dari satu atau lebih perusahaan investasi. Sedangkan kepemilikan tidak langsung (indirect holding) adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan atau secara signifikan mempengaruhi keputusan dari investasi yang tidak dimiliki secara langsung melalui investasi yang dimiliki secara langsung.

Ø  Pemilikan Saham Anak Perusahaan Secara Tidak Langsung
Masalah utama yang dihadapi sehubungan dengan pengendalian tidak langsung meliputi penentuan pendapatan dan ekuitas dari perusahaan afiliasi dengan dasar ekuitas. Setelah pendapatan dan ekuitas dari perusahaan afiliasi disesuaikan dengan dasar ekuitas, prosedur konsolidasi akan sama, baik untuk kepemilikan langsung maupun kepemilikan tidak langsung. Tetapi, mekanisme dalam proses konsolidasi yang akan dilakukan mungkin akan lebih rumit karena adanya beberapa perhitungan tambahan yang diperlukan untuk mengkonsolidasikan operasi dari beberapa perusahaan.
Beberapa prosedur yang berkaitan dalam pemilikan saham anak perusahaan secara tidak langsung :
*      Metode Akuntansi Ekuitas Untuk Afiliasi Induk-Anak-Cucu
*      Pendekatan Untuk Perhitungan Laba Bersih Konsolidasi
*      Kertas Kerja Konsolidasi Metode Ekuitas
*      Kertas Kerja Konsolidasi Metode Biaya Perolehan.

Ø  Saling Pemilikan Saham (Mutual Holding)
*      Kepemilikan Timbal Balik Saham Perusahaan Induk Yang Dimiliki Perusahaan Anak

Apabila perusahaan afiliasi saling memiliki kepemilikan satu sama lain, maka timbullah mutual holding. Saham perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan anak, dari sudut pandang konsolidasi tidak termasuk saham yang beredar dan tidak boleh dilaporkan sebagai saham yang beredar dalam neraca konsolidasi.
Dua metode akuntansi untuk perusahaan induk yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan anak dapat digunakan, yaitu pendekatan saham dibeli kembali (treasury stock approach) dan pendekatan konvensional (conventional approach). Dalam pendekatan saham dibeli kembali, saham perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan anak dianggap sebagai saham dibeli kembali entitas konsolidasi. Oleh karena itu, akun investasi dalam buku perusahaan dalam buku perusahaan anak tetap menggunakan dasar biaya perolehan dan dikurangkan dari ekuitas pemegang saham dalam neraca konsolidasi. Sedangkan pendekatan konvensional, menggunakan dasar ekuitas untuk menghitung investasi perusahaan anak dalam saham perusahaan induk dan mengeliminasi akun investasi perusahaan anak pada perusahaan induk dengan cara biasa.

*      Saham Perusahaan Anak Yang Dimiliki Secara Timbal Balik
Saham perusahaan induk yang dimiliki dalam struktur afiliasi bukanlah saham-saham yang beredar dan tidak boleh dilaporkan sebagai saham-saham yang beredar baik dalam laporan keuangan perusahaan induk yang menggunakan metode akuntansi ekuitas maupun dalam laporan keuangan konsolidasi.
Dua pendekatan umum yang digunakan untuk mengeliminasi pengaruh kepemilikan timbal balik saham perusahaan induk yaitu pendekatan saham dibeli kembali dan pendekatan konvensional. Namun dalam hal ini, kepemilikan timbal balik meliputi kepemilikan saham perusahaan anak secara timbal balik dan pendekatan saham dibeli kembali tidak dapat digunakan.




Salam santun ukhuwah fillah & mari berbagi sobat... ^_*05
Read More..

Laporan Arus Kas

     

                1. Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok, di samping neraca dan laba rugi. Laporan ini merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya di klasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Dan untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka.

            2. Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama periode. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan :
a.       Kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode,
b.      Transaksi investasi,
c.       Transaksi pembiayaan,
d.      Kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode.

Pelaporan sumber, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan bersih kas dapat membantu investor, kreditor, dan pihak-pihak lain mengetahui apa yang terjadi terhadap sumber daya perusahaan yang paling likuid. Karena sebagian besar individu membuat buku cek dan surat pemberitahuan (SPT) pajak dengan menggunakan dasar kas, maka mereka tidak akan kesulitan memahami laporan arus kas, baik penyebab maupun dampak dari arus kas masuk maupun keluar serta kenaikan atau penurunan bersih kas. Laporan arus kas menyediakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sederhana tetapi penting berikut:
a.       Dari mana kas berasal selama suatu periode ?
b.      Berapa kas yang digunakan selama suatu periode ?
c.    Berapa perubahan saldo kas selama suatu periode ?
 
           3. Manfaat Laporan Arus Kas
         Informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para investor, kreditor, dan pihak lainnya     
    menilai hal-hal berikut :
a.       Kemampuan entitas untuk menghasilakan arus kas di masa depan,
b.      Kemampuan entitas untuk membayar dividend an memenuhi kewajibannya,
c.       Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi,
d.      Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama suatu periode.
 
1.               4. Bentuk dan Klasifikasi Arus Kas
a.       Bentuk laporan arus kas
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari operasional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar, serta laba/rugi karena pelepasan investasi .

b.      Klasifikasi laporan arus kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis kegiatan adalah sebagai berikut:
§  Kegiatan operasi : Melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban.
§  Kegiatan investasi : Umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan mencakup a) pemberian serta penagihan pinjaman, dan b) perolehan serta pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang.
§  Kegiatan pembiayaan : Melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang saham serta mencakup : a) perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman, serta b) perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas, dan pemngembalian dari investasinya.


                     5.  Format Laporan Arus Kas
Format kerangka dari laporan arus kas adalah sebagai berikut :




              6.  Langkah-Langkah Dalam Penyiapan
Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber:
a.       Neraca komparatif
b.      Laporan laba-rugi periode berjalan
c.       Data transaksi tertentu
Menyiapkan laporan arus kas dari sumber-sumber data di atas melibatkan tiga langkah utama:
a.       Langkah pertama        : Menentukan perubahan kas,
b.      Langkah kedua           : Menentukan arus kas bersih dari kegiatan
  operasi,
c.       Langkah ketiga           : Menentukan arus kas bersih dari kegiatan
  investasi dan pembiayaan.

           7. Sumber Informasi Untuk Laporan Arus Kas
Hal-hal penting yang harus diingat dalam penyiapan laporan arus kas adalah sebagai berikut:
a.       Neraca komparatif menyediakan informasi dasar untuk menyiapkan laporan arus kas. Informasi tambahan yang diperoleh dari analisis atas akun-akun spesifik juga dimasukkan.
b.      Suatu analisis atas akun laba ditahan adalah penting. Kenaikan atau penurunan bersih laba ditahan tanpa penjelasan apapun merupakan jumlah yang kurang berarti dalam laporan, karena hal itu dapat mencerminkan pengaruh laba bersih, dividen yang diumumkan, apropriasi laba ditahan, atau penyesuaian periode sebelumnya.
c.       Laporan arus kas mencakup seluruh perubahan yang melibatkan kas atau menimbulkan kenaikan atau penurunan kas.
d.      Penghapusan, pembebanan amortisasi, dan ayat jurnal “buku” yang sejenis, seperti penyusutan aktiva pabrik, dianggap baik sebagai arus kas masuk maupun arus kas keluar karena tidak berpengaruh terhadap kas. Akan tetapi, karena hal itu telah diperhitungkan dalam penentuan laba bersih, maka harus ditambahkan kembali ke atau dikurangkan dari laba bersih untuk mendapatkan arus kas bersih dari kegiatan operasi.

               8.   Masalah-Masalah khusus Dalam Pembuatan Laporan Arus Kas
Masalah-masalah lainnya yang timbul sehubungan dengan penyiapan laporan arus kas dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.       Penyesuaian yang mirip dengan penyusutan,
b.      Piutang usaha (bersih),
c.       Perubahan modal kerja lainnya,
d.      Rugi bersih,
e.       Keuntungan,
f.       Opsi saham,
g.      Biaya tunjangan pensiun,
h.      Pos-pos luar biasa,
i.        Transaksi nonkas yang signifikan.
            


Salam santun ukhuwah fillah & mari berbagi sobat... ^_*05

Read More..

From VLP To Friends

Blog Indonesia

blog-indonesia.com

VLP Chats

Hitstats

Indonesia Blogger

Blogger Indo