3 Tahun kemudian
Zak hari ini menggunakan kemeja berwarna biru dipadankan dengan blazer panjang berwarna peach… wajahnya yang manis dibalik kerudung yang senada itu membuatnya seperti terlihat wanita paling sempurna di dunia… namun zak tak pernah sedikitpun membanggakan itu… hal itu hanyalah bisikan-bisikan kecil dari karyawan-karyawan kantor yang terkadang suka bergosip… sedari parkiran tadi ia terlihat melangkah begitu anggunnya menuju lift… tangannya yang menggamit tas dan senyumnya yang tak pernah lepas dari wajah teduhnya membuat semua orang yang menatapnya tak pernah sedikitpun berfikir bila hidupnya itu dipenuhi kegamangan… zak memang telah terbiasa mengunci rapat-rapat tentang hal apapun yang dia rasakan… baginya, hal itu biarlah hanya dia dan Sang Maha Tahu yang mengetahuinya…
Begitu tiba di ruangannya zak yang baru saja meletakkan tas tiba-tiba dikagetkan oleh suara ketukan pintu…
“Assalaamu’alaikum,, maaf mengganggu bu Zahra…”
“Wa’alaikumussalam,, silahkan masuk ty…”
“Maaf bu,, kemarin saya tidak memberitahukan ibu tentang hal ini,, takutnya ibu khawatir…”
“Memangnya ada apa ty,, keliatannya kamu cemas begitu…”
“Mmmhh… gini bu… 2 hari yang lalu waktu ibu masih diluar kota,, salah satu pemegang saham yang termasuk dalam kategori 3 terbesar, menelpon dan ingin membuat janjian pertemuan dengan ibu… dan melihat skedul ibu yang sangat padat kedepannya,, maka saya mengatakan kalau hari ini saja 30 menit dari selesai waktu istirahat…”
“Ohh gitu,, ga apa-apa ty,, makasih yaa…”
“Iya sama-sama bu… ety permisi dulu bu… assalaamu’alaikum…”
“Wa’alaikumussalam…”
Pukul 13.25
Zak yang terlihat segar setelah ishoma tersebut, kini terlihat kembali larut dalam buaian pekerjaannya yang menumpuk… dan kembali suara ketukan pintu membuyarkan konsentrasinya…
“Assalaamu’alaikum…”
“Wa’alaikumussalam,, silahkan masuk…”
Pintu terbuka dan zak tertegun melihat siapa yang kini berdiri di depannya… kata-katanya untuk mempersilahkan duduk itupun berubah menjadi tatapan mata yang seolah tak percaya dengan seseorang yang hadir tersebut…
Lelaki itu tersenyum dan berkata “apa kabar ibu Zahra aldina kinan ??”
Baru kali ini senyuman zak tersendat, ia masih belum percaya “Alhamdulillah baik,, silahkan duduk…”
Lelaki bermata sipit itu pun tersenyum kembali “maaf,, mengganggu waktunya… ada hal yang ingin saya bicarakan lebih lanjut dengan ibu Zahra aldina kinan…”
Zak yang masih canggung itu pun menjawab “tidak apa-apa pak,, itu sudah menjadi bagian dari tugas saya… silahkan bapak membicarakan hal yang ingin bapak ketahui lebih lanjut,, sekiranya hal tersebut bisa saya jelaskan…”
Lelaki itu tertawa kecil “zak,, zak,, kamu kok jadi begini sama aku,, atau kamu sudah lupa sama aku yaa ?? kamu tidak usah panggil aku bapak aku belum bapak-bapak lho,, masih muda dan ganteng gini…”
Zak tak dapat menutupi wajahnya yang semakin terlihat canggung itu “maaf,, tapi ini bukan urusan pribadi,, ini urusan kantor,, jadi saya harus bersikap selayaknya,, setidaknya itu adalah suatu penghargaan dan penghormatan kepada…”
Lelaki itu memotong pembicaraan zak lalu berkata “yaa sudah,, kalau begitu bisa meluangkan waktunya di luar,, sekitar 15 menit ibu Zahra aldina kinan… tapi kalau ibu sibuk, ga apa-apa lain kali aja,, mungkin memang aku yang datang diwaktu yang tidak tepat…”
Zak hanya tersenyum tipis… wajahnya kali ini benar-benar tak seperti biasa “iya bisa… silahkan bapak menunggu di…”
Lelaki itu kembali memotong kata-kata zak “aku tunggu kamu di resto yang di seberang ya… aku tau kamu pasti tidak mau terlihat jalan berduaan… iya kan??”
Zak hanya mengangguk pelan…
Setibanya di sana,, zak masih terlihat sangat canggung,, fikiran dan benaknya yang kini dipenuhi beribu rasa campur aduk itupun semakin tampak jelas diwajahnya…
Lelaki itupun bertanya kembali “zak… kamu masih ingat sama aku kan??”
Zak mencoba menghilangkan rasa canggungnya dengan memasang senyuman yang manis namun tetap saja terlihat seperti terpaksa “iya,, masih,,, tapi kan…”
Lelaki itu lagi-lagi memotong kata-kata zak “zak… yang aku ingin bicarakan ini bukan urusan kantor,,, hanya saja aku ga tau mesti menghubungi kamu dimana kalau tidak lewat kantor… owya… bisa aku meminta sesuatu ?? aku ingin melihat kamu yang dulu lagi zak… kamu yang selalu antusias bercerita melebihi host ataupun penyiar kalau bertemu dengan aku… aku ingin kamu yang itu… bukan kamu yang dingin dan seperti tak mengenal aku sama sekali…”
Zak tunduk dan terdiam dalam hatinya terasa sangat perih,, luka yang telah dia kubur dalam-dalam pun kini muncul kembali permukaan “maaf,, keadaan sekarang dan dulu telah berbeda… jadi tidak ada hal yang perlu disamakan lagi dengan keadaan yang dulu… aku cukup tau apa yang kk maksudkan,, tapi maaf,,, saya tidak bisa seperti itu lagi karena status kk sekarang sudah bukan sekedar saudara jauh tapi…”
Lelaki itu kembali lagi memotong “tapi apa zak ?? aku kan sudah bilang,, yang ingin aku bicarakan bukan masalah kantor…”
Zak menggelengkan kepalanya dan menjawab “bukan itu,, bukan itu yang zak maksudkan… aku hanya tidak enak saja sekarang berduaan dengannn… kk pasti tau maksud zak…”
Lelaki itu juga menggelengkan kepalanya “astagfirullah zak,, zak,, kamu ini kenapa… apa yang terjadi sama kamu,,, aku seperti tidak mengenalmu lagi sekarang… kamu berubah zak… sangat berubah…”
Zak hanya terdiam…
Lelaki tersebut melanjutkan perkataannya “zak… aku belum menikah… tiga hari sebelum akad nikah 3tahun yang lalu itu aku dapat telon dari temanku, dia bilang ada hal yang harus segera diselesaikan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi,, akhirnya hari dimana aku seharusnya ijab qabul itupun menjadi hari aku mondar-mandir di Istanbul… pernikahan ditunda 2 bulan kemudian namun Allah berkehendak lain… calon istriku tewas di tabrak truk ketika dia menemani umminya berbelanja keperluan pernikahan… aku pulang ke pontianak hanya menghadiri pemakamannya lalu sehari kemudian kembali lagi ke Istanbul… selebihnya aku tidak pernah pulang lagi dan sejak saat itu abi dan ummi menyerahkan semua hal kepadaku mereka tidak mengatur lagi pernikahan dengan siapapun,, sepertinya mereka sangat terpukul dengan kejadian itu… mungkin karena waktu itu aku sempat meminta waktu beberapa bulan untuk menjawab keinginan abi dan ummi tersebut… dan sepertinya mereka tau kalau rencana pernikahan yang mereka susun itu menyisakan rongga luka dalam hatiku…
Zak terbelalak dan kaget mendengar rentetan penjelasan akram yang begitu gamblang dan kalimat yang keluar dari bibirnya hanyalah “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un… zak turut berduka…”
Akram pun kembalimenjawab “makasih zak… saat itu kk ingin cerita semuanya ke kamu tapi ternyata nomer hpmu tidak pernah lagi aktif… dan sejak saat itu kk memutuskan untuk tetap di Istanbul, kk menjadi dosen di salah satu universitas disana… namun beberapa bulan yang lalu ada teman kk yang bercerita tentang pengalamannya dalam dunia pasar modal, kemudian pada saat itu entah kenapa kk menanyakan lebih jauh tentang salah satu perusahaan yang dia bilang prospeknya sangat bagus kedepannya… karena kk tidak tau menahu dalam dunia saham,,, maka kk pun meminta teman kk itu untuk mendampingi dan menemani kk… satu-satunya data yang kk mengerti hanyalah melihat nama-nama para manajer dan direksinya… dan ternyata di salah satu daftar itu aku melihat nama yang sudah lama sekali aku kenal namun tak pernah lagi kutemui… zak… sejak melihat nama kamu didaftar itu, kado yang telah lama tersimpan dalam laci lemari itu kembali ku genggam dan aku berharap kali ini bisa sampai ke pemilik yang sesungguhnya…” sembari mengeluarkan kado kecil dari saku jasnya…
Zak terlihat kaget dan bertanya “kk masih mengingat semua itu??”
Akram hanya mengangguk namun dalam hatinya lirih berkata “zak… mana mungkin aku bisa melupakanmu… namamu itu memiliki tempat yang spesial dihatiku… dan salah satu impian terindahku adalah menjadi pasanganmu di dunia juga akhirat…”
Namun belum sempat zak berbicara hpnya berdering… nada sms… “maaf ibu Zahra… bapak direksi ingin bertemu ibu…”
Zak segera bangkit dari tempat duduknya dan pamit ke akram “maaf ka’ zak pamit dulu… Assalaamu’alaikum…”
Akram menjawab “Wa’alaikumussalam…”
Belum habis jawaban akram zak segera berlalu…
Namun akram tiba-tiba berlari kecil menyusul zak “zak… zak… tunggu sebentar… kk bisa minta nomer hpmu yang sekarang… siapa tau aja ada komentar tentang kado itu atau ada hal yang penting atau apa gitu…” akram terlihat salah tingkah kali ini
Zak dengan cepat menyebutkan angka-angka nomer hpnya dan setelah akram missed call, zak pun segera berlalu… namun dalam perjalanannya menuju kantor zak terus berfikir apakah hanya karena janji memberikan kado itu saja ka’akram menemuinya?? belum sempat memikirkan lebih lanjut suara hatinya telah berdebat sendiri dan berkata “sudahlah zak,, jangan berharap terlalu banyak, cukup sudah luka itu… harapan yang kau tumbuhkan lagi hanya akan menyakitimu nanti… lihat saja nanti…”
Namun Akram yang kini melihat zak pergi benar-benar tersenyum sumringah sembari lirih berucap “zak… andai saja kamu tau…”
***
Kini malam telah tiba… gurat-gurat kelelahan menempel lekat-lekat di wajah zak… yaa… zak belum sempat membuka kado itu… ia hanya menyimpannya di atas meja… zak yang terlihat bergegas tidur itupun dikagetkan kembali dengan suara dering telponnya
“Assalaamu’alaikum… ummi sayang ada apa?? tumben-tumbennya ummi menelpon selarut ini…”
“Wa’alaikumussalam… ada yang ummi mau bicarakan sayang…”
“suaranya ummi kok kayak sungkan gitu,, sama zak ga usah seperti itu ummi… jadi takut zaknya…hehe…”
“Iya sayang… gini tadi siang ada temannya abi berkunjung ke rumah, dan dia menanyakan tentang kamu nak… abi menyuruh ummi untuk bertanya dulu ke kamu sebelum abi menjawab pertanyaan-pertanyaan temannya lebih lanjut…”
“Memangnya apa yang ditanyakan ummi, sampai-sampai zak harus ditanya dulu…”
“Ini mengenai masa depan kamu sayang…”
Zak terdiam sejenak
“Sayang,, abi kamu itu sangat akrab lho sama temannya itu… lagian anak temannya abi itu sholeh,, baik,, dan gantenglah dibandingkan abinya… kalau ummi sih,, sangat senang dengan anak itu… dan kalau dilihat-lihat wajah kalian mirip-mirip lho seperti muka jodoh kata orang… gimana menurut kamu sayang??”
“Ummi apa-apaan sih,, godain zak seperti itu… zak belum bisa jawab sekarang ummi… zak mau istikharah dulu… InsyaAllah, mungkin besok atau lusa baru zak menjawabnya… ga pa-pa kan ummi??”
“Ya sudah,, ga pa-pa sayang,, yang jelasnya ummi benar-benar bahagia sekarang… anak gadis ummi ini sebentar lagi menyusul zatir… sudah dulu yah sayang… assalaamu’alaikum…”
“InsyaAllah ummi… Wa’alaikumussalam…”
Zak menahan nafas sejenak… ketika mendengar umminya berbicara tadi, zak tiba-tiba teringat kado dari akram… ia pun bergegas mengambil kado tersebut… dan setelah pita yang melingkar di kado itu terlepas zak membuka perlahan kotaknya… didalamnya terdapat sepucuk surat dan kotak kecil satu lagi… zak melihat tanggal di sudut kertas itu tanggalnya beberapa bulan sebelum ia ujian proposal KKN di beberapa tahun yang lalu, zak pun lalu segera membaca surat tersebut “Assalaamu’alaikum, nona kinan zurys Cb… maaf kalau kadonya tidak seberapa namun sebenarnya kado ini bukanlah sebuah kado yang hanya butuh penerimaan namun kado ini butuh jawaban lebih lanjut… silahkan di buka kotak kecil yang satu lagi dan berikan tanggapan… owya,, sms saja itu sudah cukup :D …”
Zak pun menyisihkan surat itu lalu membuka kotak kecil yang satu lagi dan zak terkejut melihat isi dari kotak itu… sebuah cincin emas putih yang didalam lingkarannya terdapat kertas kecil lagi… zak melepas kertas kecil itu lalu kembali membaca “Bismilahirrahmanirrahim,, Zahra Aldina Kinan… yang selama ini kunobatkan menjadi tangan kananku bisakah kali ini aku meminta untuk menobatkanmu menjadi tulang rusukku???”
Zak tiba-tiba berurai air mata dan lirih berucap “ka’akram,, jadi selama ini… astagfirullah… apa yang zak lakukan kemarin…” zak segera mencari hpnya yang ia lupa tadi meletakkannya dimana…
Sementara di tempat lain tepatnya di hotel akram menginap… ia tidak bisa tidur sama sekali dia terus melihat detik-detik jam berlalu sambil menantikan zak menghubunginya… dalam hatinya begitu gelisah kenapa sudah jam segini zak belum juga menghubunginya… mungkinkah zak menolaknya ataukah tulisan di kertas-kertas itu telah pudar karena telah beberapa tahun menghuni kotak itu… “argghh… harusnya aku memeriksanya dulu sebelum memberikannya…” lirih akram dengan gelisah… namun semua kegelisahan itu berubah menjadi sebuah senyuman saat mendengar dering hpnya berbunyi… dering sms… “Assalaamu’alaikum ka…”
Melihat sms dari zak itu akram semakin penasaran… ia pun segera menelfon zak
“Assalaamu’alaikum… zak belum tidur…”
“Wa’alaikumussalam… belum ka’… baru saja zak membuka kado dari kk…”
“Alhamdulillah… kamu bisa baca suratnya… atau jangan-jangan tulisannya pudar atau apa…”
“Bisa kak… zak bisa membaca dengan jelas… zak mau minta maaf sama kk sebelum dan sesudahnya…”
Mendengar jawaban zak seperti itu jantung akram seperti berhenti berdegup…
“Zak selama ini sudah salah sangka sama kk… zak mengira kalau kk sama sekali tidak pernah memikirkan zak… zak minta maaf kak…”
“Zak… bukan kamu yang salah kok… dan ga ada yang perlu disalahkan dengan kejadian ini… yang penting sekarang semuanya sudah jelas… dan kk tinggal butuh jawaban dari kamu…”
“Zak… mau bicara dengan ummi dulu kak… InsyaAllah besok atau lusa zak beri jawaban ke kk…”
“Ya sudah… ga pa-pa kok… kamu istirahat aja kalau gitu… Assalaamu’alaikum…”
“Wa’alaikumussalam…”
***
Keesokan harinya…
Karena hari sabtu jadi zak bekerja setengah hari saja… sepulang dari kantor zak pun menghubungi umminya dan menceritakan semua kejadian tersebut… umminya yang mendengar anaknya begitu antusias itupun memberikan keputusan bahwa semuanya terserah zak saja, apapun pilihannya maka abi dan ummi juga turut bahagia… yaa… dan zak memutuskan untuk menerima lamaran akram hari itu juga… zak segera mengabari akram seketika… dan akram yang mendengar jawaban yang membahagiakan dari zak itu pun segera memberitahukan kepada umminya bila wanita yang selama ini dia cintai telah menerima pinangannya… ummi akram (ummi amirah) begitu kaget saat mengetahui ternyata wanita itu adalah zak… Acara lamaran resmi pun diadakan seminggu kemudian dan akad nikah serta resepsi diadakan 2 minggu kemudian…
***
Hari ini tepatnya 2 februari…
Pada pukul 10:00 pagi tadi akad nikah dilangsungkan… dan sekarang waktu telah menunjukkan pukul 20:00… zak dan akram yang bersanding benar-benar terlihat begitu bahagia… dan diantara tamu-tamu yang datang tiba-tiba sosok yang telah lama tidak bertemu dengan zak pun akhirnya muncul dan dia digandeng oleh seorang pria yang sama sekali tidak asing lagi bagi zak… yaa… Malena Puspita datang bersama dengan Randy Saputra… yang ternyata mereka telah bertunangan sebulan yang lalu… Lena dan randy dijodohkan oleh orang tua mereka… gelak tawa pun akhirnya memecah suasana keharuan antara zak dan lena… lena yang mengingat jelas bahwa februari adalah bulan kelahiran zak maka ia pun membisikkan selirih kalimat “inilah kado ulang tahunku yang takkan pernah terlupakan…hiks…” bisik lena menirukan gaya zak sewaktu zak menceritakan kesedihannya… dan zak pun hanya mampu membalas dengan sebuah cubitan kecil untuk sahabatnya itu…
**...Gugur tak ingin hadir di februari...**
The end