RAJA AMPAT,,,  mmmhhh,,, awalnya saya sama sekali tak familiar dengan nama daerah tersebut,, tapi setelah menyaksikan keindahannnya di layar kaca (TV),, Subhanallah,, ternyata Indonesia juga memiliki tempat wisata yang tidak kalah dengan luar negeri,, pertama kali melihat keindahan itu saya langsung jatuh cinta (Love at the first sight),,, yupp,,, that's right,, kata-kata itu yang paling tepat menggambarkan suasana hatiku kala  itu...
Walaupun,, hari itu adalah hari dimana warganya geger karena bakal terancam kena tsunami kiriman dari Jepang, tapi semua itu tidak mengubah keindahan dari Pulau di Papua tersebut,, heummm,,, bener-bener takjub saya melihatnya,, sampai-sampai berkedip pun saya lupa,,hehehe,,,
Melihat keindahan itu,, saya tiada henti-hentinya bersyukur,, Yaa Rabb,, di Indonesia Engkau memberikan Surga yang begitu Indah,, bagaimana nanti Surga-MU disana yang Engkau persiapkan untuk kami (**Insya Allah kami semua dapat sampai di sana Di Jannah-MU,,Amienn..)..
Benar-benar speechless,, tidak ada kata yang bisa keluar dari bibir saya selain kata Subhanallah Indah sekali.. Owya,, sahabat-sahabatku ada beberapa fhoto yang mungkin bisa mewakili perasaan indah yang kurasakan padanya Raja Ampat (lebay yahh,,,hehehe)... Let's Cekidot,, Asal ga kejedot...^_^
Sekadar info wahai sahabatku,, ceilehh,,ckckck... Saya bukan pengamat pariwisata dan juga tidak kerja di pariwisata,, tapi jangan salah,, saya adalah pemimpi tempat wisata,ckckckc.. itulah sebabnya saya memberi label pada tulisan ini Part Of Dream,, karena masih banyak tempat-tempat wisata yang ada dalam dunia khayalanku (**maklumm ga ada duit,, jadi mending berkhayal ajaa dulu,,khan gratiss,,hehehe)...
Mumpung lagi nulis mengenai surga Indonesia ini,, saya bantu dehh pemerintah Papua  untuk mempromosikannya siapa tau bisa dapat royalti dan gratis ke Raja Ampat (**ngarepp.commm),, ^_^
 Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Waisai.
Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Waisai.
Kabupaten ini memiliki 610 pulau. Empat di antaranya, yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo,  merupakan pulau-pulau besar. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang  berpenghuni sedangkan pulau lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar  belum memiliki nama.
Sebagai daerah kepulauan, satu-satunya transportasi antar pulau dan  penunjang kegiatan masyarakat Raja Ampat adalah angkutan laut. 
 Demikian  juga untuk menjangkau Waisai, ibu kota kabupaten. Bila menggunakan pesawat udara, lebih dulu menuju Kota Sorong.  Setelah itu, dari Sorong perjalanan ke Waisai dilanjutkan dengan  transportasi laut. Sarana yang tersedia adalah kapal cepat berkapasitas  10, 15 atau 30 orang. Dengan biaya sekitar Rp. 2 juta, Waisai dapat  dijangkau dalam waktu 1,5 hingga 2 jam.
Demikian  juga untuk menjangkau Waisai, ibu kota kabupaten. Bila menggunakan pesawat udara, lebih dulu menuju Kota Sorong.  Setelah itu, dari Sorong perjalanan ke Waisai dilanjutkan dengan  transportasi laut. Sarana yang tersedia adalah kapal cepat berkapasitas  10, 15 atau 30 orang. Dengan biaya sekitar Rp. 2 juta, Waisai dapat  dijangkau dalam waktu 1,5 hingga 2 jam.
A. Selayang Pandang
 Bagi  masyarakat kebanyakan, Papua lebih banyak  dikenal dengan kebudayaannya  yang masih sangat sederhana, pakaiannya yang unik  (koteka misalnya),  serta sumber daya alamnya yang melimpah. Namun bagi para  penyelam dan  pecinta dunia bawah laut, Papua adalah surga penyelaman yang  menyajikan  kekayaan biota laut yang mengagumkan. Salah satu yang terkenal  adalah  perairan Raja Ampat. Kawasan ini dijuluki sebagai Coral Reef Paradise   (surga terumbu karang) oleh para penyelam dunia. Lokasinya berada di  atas  “kepala burung” Pulau Papua, tepatnya di Provinsi Papua Barat.
Bagi  masyarakat kebanyakan, Papua lebih banyak  dikenal dengan kebudayaannya  yang masih sangat sederhana, pakaiannya yang unik  (koteka misalnya),  serta sumber daya alamnya yang melimpah. Namun bagi para  penyelam dan  pecinta dunia bawah laut, Papua adalah surga penyelaman yang  menyajikan  kekayaan biota laut yang mengagumkan. Salah satu yang terkenal  adalah  perairan Raja Ampat. Kawasan ini dijuluki sebagai Coral Reef Paradise   (surga terumbu karang) oleh para penyelam dunia. Lokasinya berada di  atas  “kepala burung” Pulau Papua, tepatnya di Provinsi Papua Barat. Raja Ampat adalah kabupaten baru hasil pemekaran  Kabupaten Sorong dengan luas wilayah +  4,6 juta hektar. Sekitar 85% dari  luas wilayah tersebut merupakan  lautan, sementara sisanya adalah gugusan pulau  dan karang atol sejumlah  + 610 pulau. Dari ratusan pulau-pulau tersebut,  hanya 35 pulau  saja yang dihuni oleh penduduk asli. Nama Raja Ampat sendiri berasal   dari cerita rakyat setempat tentang asal muasal penguasa di empat pulau   terbesar di kawasan ini, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan  Waigeo.  Dalam cerita ada seorang perempuan yang menemukan 7 buah telur,  di  mana empat di antaranya menetas dan menjelma menjadi  pangeran-pangeran. Para  pangeran ini lalu berpisah dan menjadi raja di  keempat pulau, sehingga kelak  kawasan ini kemudian dijuluki Raja Ampat.
Raja Ampat adalah kabupaten baru hasil pemekaran  Kabupaten Sorong dengan luas wilayah +  4,6 juta hektar. Sekitar 85% dari  luas wilayah tersebut merupakan  lautan, sementara sisanya adalah gugusan pulau  dan karang atol sejumlah  + 610 pulau. Dari ratusan pulau-pulau tersebut,  hanya 35 pulau  saja yang dihuni oleh penduduk asli. Nama Raja Ampat sendiri berasal   dari cerita rakyat setempat tentang asal muasal penguasa di empat pulau   terbesar di kawasan ini, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan  Waigeo.  Dalam cerita ada seorang perempuan yang menemukan 7 buah telur,  di  mana empat di antaranya menetas dan menjelma menjadi  pangeran-pangeran. Para  pangeran ini lalu berpisah dan menjadi raja di  keempat pulau, sehingga kelak  kawasan ini kemudian dijuluki Raja Ampat.
Kepulauan  Raja Ampat tak hanya dianggap sebagai  taman laut terbesar di  Indonesia, namun juga diyakini memiliki kekayaan biota  laut terbesar di  dunia. Terkuaknya panorama alam bawah laut Raja Ampat bermula  ketika  seorang penyelam ulung berkebangsan Belanda bernama Max Ammer   mengunjungi kawasan ini. Kunjungan pertama Max Ammer pada tahun 1990 ke  Raja Ampat bermula  dari keinginannya untuk menelusuri kapal dan pesawat  yang karam pada masa  Perang Dunia II. Penelusurannya ini sangat  berkesan, sehingga pada tahun 1998  ia mengajak Gerry Allen, seorang  ahli perikanan (Ichthyologist) dari  Australia, untuk mengadakan  survei di tempat ini. Betapa terkejutnya Gerry  Allen melihat sumber  daya bawah laut yang begitu beragam dalam jumlah yang  sangat besar.
Gerry  Allen kemudian mengontak Conservation  International (CI) untuk  mengadakan survei kekayaan bawah laut di perairan Raja  Ampat pada tahun  2001 dan 2002. Hasil survei ini membuktikan bahwa perairan  Raja Ampat  merupakan kawasan terumbu karang dengan kekayaan biota laut terbesar  di  dunia. Kawasan ini  memiliki setidaknya 1.300   spesies ikan, 600 jenis terumbu karang, serta 700 jenis kerang, belum  lagi  berbagai jenis kura-kura, ganggang, dan ubur-ubur.
B. Keistimewaan
Dalam  catatan fotografi bawah laut di kawasan  Raja Ampat, Imam Brotoseno  menyebutkan bahwa kandungan kekayaan biota laut Raja Ampat paling besar  di seluruh  area segitiga koral dunia, yaitu Philipina-Indonesia-Papua  Nugini. Segitiga  koral ini merupakan jantung kekayaan terumbu karang  dunia yang dilindungi dan  ditetapkan berdasarkan konservasi  perlindungan alam internasional. Dari sekitar  600-an jenis terumbu  karang di dunia, 75% di antaranya berada di perairan Raja  Ampat.
Dengan  begitu luasnya perairan Raja Ampat serta  kekayaan biota lautnya yang  beragam, maka wisatawan yang ingin menikmati  panorama bawah laut dapat  memilih beberapa titik penyelaman. Di sekitar Pulau  Kri, misalnya,  wisatawan dapat menyaksikan keindahan terumbu karang serta  berbagai  jenis ikan yang sangat menakjubkan, termasuk jenis ikan queensland  grouper yang terkenal, ikan kuwe, kakap, kerapu, hiu karang, tuna,  napoeleon wrasse, barracuda, serta giant trevally.  Kekayaan  berbagai jenis ikan di kawasan Pulau Kri ini pernah  dibuktikan oleh Gerry Allen, di mana dalam  sekali menyelam ia mencatat  setidaknya terdapat 283 jenis ikan. Jumlah yang  sangat mencengangkan  untuk satu kali penyelaman.

Pemandangan bawah laut di Raja Ampat
Sumber Foto: dunialaut.com
Titik  penyelaman lainnya adalah di Sardine Reef  dengan kedalaman sekitar 10  meter. Tempat ini menyajikan berbagai jenis ikan  termasuk ikan parrotfish  yang memiliki warna yang cemerlang. Apabila  ingin mencoba sensasi  berada dalam terowongan batu karang, wisatawan dapat  menyelam di  sekitar Kepulauan Kaboei Bay Rock. Di kepulauan ini terdapat sebuah   teluk yang di bawahnya merupakan sebuah terowongan batu karang. Di  Kaboei Bay  Rock juga terdapat gua-gua karang yang dihuni oleh  kelelawar, serta di beberapa  tempat ditemukan sisa-sisa tulang manusia.
Masih  banyak lagi titik-titik penyelaman yang  dapat ditelusuri oleh para  penyelam, seperti di The Passage, Pulau Fam, serta  Pulau Misool. Selain  menikmati kekayaan biota laut, wisatawan dapat pula menikmati   situs-situs sejarah bawah laut, di antaranya kapal perang serta pesawat  tempur  yang karam di perairan Raja Ampat. Tak hanya itu, wisatawan juga  bisa menikmati  keindahan pulau-pulau di wilayah Raja Ampat. Daratan  pulau-pulau di kawasan ini  relatif masih perawan, laguna dan teluknya  cukup terlindungi, memiliki hamparan  pantai yang mempesona, serta laut  yang jernih.
 
 Bekas pesawat tempur yang tenggelam di perairan Raja AmpatSumber Foto: dunialaut.com
C. Lokasi
Wisata bahari Raja Ampat terletak di Kabupaten  Raja Ampat, Propinsi Papua Barat, Indonesia.
D. Akses
Wisatawan  yang berminat mengunjungi Raja Ampat  dapat bertolak dari Jakarta atau  kota-kota besar lainnya menuju Bandara Domine  Eduard Osok, Sorong,  Papua Barat. Penerbangan dari Jakarta menuju Sorong  biasanya transit  terlebih dahulu di Makassar atau Manado. Dari Bandara Domine  Eduard  Osok, wisatawan bisa segera melanjutkan perjalanan menuju Raja Ampat   menggunakan kapal cepat berkapasitas 10 orang dengan biaya sekitar 3,2  juta  rupiah sekali jalan. Perjalanan dengan kapal cepat memerlukan  waktu sekitar 3—4  jam.
E. Harga Tiket
Tidak  ada tiket khusus untuk memasuki kawasan  perairan Raja Ampat. Hanya  saja, ongkos untuk menyewa kapal motor, peralatan  menyelam, serta  instruktur berkisar antara ratusan ribu rupiah hingga jutaan  rupiah  dalam sekali penyelaman. Proses menyelam biasanya dilakukan berkali-kali   untuk menikmati titik-titik penyelaman yang berbeda-beda. Oleh sebab  itu, para  penyelam disarankan berkelompok untuk menekan jumlah  pengeluaran yang relatif  mahal.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di  kawasan wisata bawah laut Raja Ampat wisatawan  dapat memperoleh  fasilitas yang memadai di beberapa resort yang ada, seperti di  Pulau  Kri, Waigeo, Mansuar, serta Misool. Beberapa resort menetapkan harga  yang  relatif mahal karena menyuguhkan fasilitas yang lengkap. Namun  wisatawan dengan  budget lebih rendah dapat memanfaatkan resort milik pemerintah yang jauh  lebih murah.
 
 Kapal Pinisi yang telah dimodifikasi untuk penyelaman berhari-hari
Sumber Foto: dunialaut.com
Alternatif lain adalah dengan cara memilih  menginap berhari-hari di atas kapal (Liveaboard)  dengan menyewa kapal  Pinisi yang telah dimodifikasi khusus untuk  kegiatan penyelaman beberapa hari.  Kapal ini memiliki kapasitas  maksimal 14 orang, dengan biaya sekitar Rp 90 juta  sampai Rp 110 juta  untuk pelayaran selama seminggu.
(Sumber: Wisata Bawah Laut Melayu,, Catatan Si Kopral,, dan Googlee Pict)









 
 


 






 



 
 


0 VLP'ers comment:
Post a Comment
Kesopanan berkomentar cerminan dari kepribadian kita ! Silakan berkomentar sobat ^_*05