Friday, July 8, 2011

SISTEM BIAYA PESANAN


A. Jenis Sistem Penentuan Biaya Pokok Produk 

Penentuan biaya pokok (product costing) adalah proses penghimpun, penggolongan, dan pembebanan/pelekatan biaya-biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrikasi kepada produk atau jasa. Penentuan biaya pokok produk memberikan informasi biaya yang bermanfaat bagi perusahaan pabrikasi dan nonpabrikasi untuk:  
a. Penetapan biaya produk dan jasa dan pengukuran persediaan,
b. Perencanaan manajemen, pengendalian biaya, dan evaluasi kinerja,
c. Pengambilan keputusan operasional dan strategik.

Terdapat dua sistem penentuan penentuan biaya pokok (costing system) dalam proses pabrikasi adalah penentuan biaya pokok proses (process costing) dan penentuan biaya pokok pesanan (job order costing). Perbedaan antara keduanya terpusat pada bagaimana penentuan biaya pokok produk dilakukan, job order costing membebankan biaya kepada pekerjaan spesifik, yang dapat meliputi satuan fisik tunggal ataupun beberapa gugus produk. Sebaliknya, process costing berhubungan dengan produk massal yang sangat banyak dan homogen. 

Ø  Konsep Metode Harga Pokok Pesanan 
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan  harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Pada pengumpulan harga pokok pesanan dimana biaya yang dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Atau dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang spesifik. 

Ø  Karakteristik Biaya Pesanan 
a. Sifat produksinya terputus-putus tergantung pada pesanan yang diterima.
b. Bentuk produk tergantung dari spesifikasi pemesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan, yang memuat rincian untuk masing-masing pesanan.
d. Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai.
e. Biaya produksi epr unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan.  
f. Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
g. Produk yang sudah selesai langsung diserahkan pada pemesan. 

Ø  Kartu Biaya Pesanan 
Kartu biaya pesanan adalah dokumen dasar dalam penentuan biaya pesanan yang mengakumulasi biaya-biaya untuk setiap pesanan. Karena biaya diakumulasi setiap batch atau loy dalam sistem biaya pesanan menunjukkan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk suatu pesanan. File kartu biaya pesanan yang belum selesai dapat berfungsi sebagai buku besar tambahan untuk persediaan dalam proses.

Syarat penggunaan Metode Harga Pokok Pesanan:
a. Masing-masing pesanan, pekerjaan, atau produk dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individual.

b. Biaya produksi harus dipisahkan ke dalam dua golongan, yaitu: biaya langsung (BBB & BTKL) dan biaya tak langsung (selain BBB & BTKL).

c. BBB dan BTKL dibebankan/diperhitungkan secara langsung terhadap pesanan yang bersangkutan, sedangkan BOP dibebankan kepada pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

d. Harga pokok setiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai.

e. Harga pokok per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan digunakan Kartu Harga Pokok (Job Cost Sheet), yang merupakan rekening/buku pembantu bagi rekening kontrol Barang Dalam Proses.  

B. Pengumpulan Biaya Produksi dalam Metode Harga Pokok Pesanan 

Ø  Pencatatan Biaya Bahan Baku (BBB)
Dibagi dua prosedur, yaitu :
a. Prosedur pencatatan pembelian bahan baku, jurnalnya:
          Persediaan Bahan Baku                                  xxx 
                 Utang Dagang / Kas                                       xxx

b. Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku, menggunakan metode mutasi persediaan (perpectual). Dalam setiap pemakaian bahan baku harus diketahui pesanan mana yang memerlukannya. Jurnalnya:
 Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku       xxx 
       Persediaan Bahan Baku                                  xxx 

Ø  Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) 
a. Diperlukan pengumpulan dua macam jam kerja, yaitu :
- Jam kerja total selama periode kerja tertentu
- Jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan setiap pesanan.

b. Perusahaan harus menyelenggarakan kartu hadir masing-masing karyawan, untuk mengumpulkan informasi jam kerja total selama periode kerja tertentu, untuk pembuatan Daftar Upah. Disamping itu, perusahaan harus mencatat penggunaan jam kerja masing2 karyawan untuk mengerjakan pesanan. (Masing-masing karyawan dibuatkan Kartu Jam Kerja / Job Time Ticket).

c. Jurnal untuk pembagian upah:
       Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung     xxx
         Gaji dan Upah                                                            xxx 

Ø  Pencatatan Biaya Overhead Pabrik (BOP) 
a. BOP dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu :
- Biaya Bahan Penolong
- Biaya reparasi dan pemeliharaan, berupa pemakaian persediaan spareparts dan persediaan supplies pabrik
- Biaya tenaga kerja tak langsung
- Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap (contoh: biaya penyusutan aktiva tetap)
- Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu (contoh: terpakainya asuransi dibayar di muka)
- Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran tunai (contoh: biaya reparasi mesain pabrik, biaya listrik)

b. BOP dalam metode harga pokok pesanan harus dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

c. Tarif BOP ditentukan pada awal tahun/periode dengan cara berikut ini :
 

Tarif BOP =            Taksiran jumlah BOP selama 1 periode
                                     Jumlah Dasar pembebanan* 

Dasar Pembebanan BOP:
- Satuan produk                                                  
- Biaya Bahan Baku                                             
- Biaya Tenaga Kerja Langsung                                                     
- Jam Tenaga Kerja Langsung 
- Jam Mesin 

d.      BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan selama satu tahun yang sama, kemudian pada akhir tahun dibandingkan dengan yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif

e. Pencatatan BOP yang Dibebankan kepada produk:
           Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik     xxx
                  Biaya Overhead Pabrik Dibebankan                 xxx

f. Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan (untuk mempertemukan BOP Dibebankan dengan BOP Sesungguhnya)
          Biaya Overhead Pabrik Dibebankan                xxx
                    Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya         xxx

g. Pencatatan BOP yang sesungguhnya: 
- Pemakaian Bahan Penolong:
         Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya       xxx
            Persediaan Bahan Penolong                        xxx 

- Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Tak langsung:
         Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya      xxx
            Gaji dan Upah                                         xxx 

Ø  Pencatatan Produk Selesai 
a. Biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam Kartu Harga Pokok dijumlah dan dikeluarkan dari rekening Barang Dalam Proses dengan jurnal sebagai berikut: 
         Persediaan Produk Jadi                                       xxx
                     Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku            xxx
         Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung  xxx
                      Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik   xxx

b. Harga Pokok Produk jadi dicatat dalam Kartu Persediaan (Finish Goods Ledger Card) dan Kartu Harga Pokok Pesanan tersebut dipindahkan ke dalam arsip Kartu Harga Pokok Pesanan yang telah selesai. 

C. Penentuan Biaya Pokok Pesanan Dalam Perusahaan Jasa 
Pada organisasi nirlaba, produk biasanya tidak disebut pesanan pekerjaan. Produk itu lazim disebut program atau jenis jasa. Program adalah sebuah kelompok aktivitas yang dapat diidentifikasi yang seringkali menghasilkan keluaran dalam bentuk jasa ketimbang produk.

Banyak perusahaan jasa menagih kliennya berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi. Konsekuensinya, mereka menyimpan catatan pekerjaan yang rinci untuk tujuan penagihan. Pada faktur yang dikirimkan kepada klien, perusahaan jasa akan memerinci setiap bahan yang dikonsumsi pekerjaan yang dilaksanakan dalam harga jual per unitnya, jam kerja yang dicurahkan pada pekerjaan tersebut menurut tarif tagihan per jam kerjanya, dan jumlah jam fasilitas khusus yang dipakai. Karyawan-karyawan dengan kapabilitas dan pengalaman yang berbeda sering mempunyai tarif tagihan yang berlainan.

Biaya yang paling penting dalam perusahaan jasa adalah tenaga kerja profesional yang terlibat, dan berlaku standar yang lazim yakni biaya tenaga kerja langsung harus dapat ditelusuri ke jasa yang diserahkan kepada pelanggan. Di samping biaya tenaga kerja, setiap jenis organisasi, baik pabrikasi, jasa, atau nirlaba, mengeluarkan biaya overhead. Dalam perusahaan jasa, biaya overhead yang berhubungan dan dikeluarkan dengan tujuan menawarkan jasa digolongkan sebagai overhead jasa (service overhead) dan, disertai dengan biaya tenaga kerja profesional, lebih dianggap sebagai biaya jasa (seperti biaya produk) dibandingkan biaya periode.

    0 VLP'ers comment:

    Post a Comment

    Kesopanan berkomentar cerminan dari kepribadian kita ! Silakan berkomentar sobat ^_*05

    From VLP To Friends

    Blog Indonesia

    blog-indonesia.com

    VLP Chats

    Hitstats

    Indonesia Blogger

    Blogger Indo