Monday, April 30, 2012

Kisah sebutir telur dan sepotong dendeng

Di suatu senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. “Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih.” Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan. Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun. Lalu mereka menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.

Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan membayar ia berkata dengan pelan: “Dapatkah Bapak menyiram sedikit kuah sayur di atas nasi saya?” Istri pemilik restoran berkata sambil tersenyum: “Silahkan, ambil kuah sayur mana saja yang engkau suka, tidak perlu bayar!” Pemuda ini berpikir : “Di restoran ini, kuah sayur gratis.” Lalu ia memesan semangkuk lagi nasi putih. “Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.” Dengan tersenyum ramah pemilik restoran berkata kepada pemuda ini. “Bukan, untuk dibawa pulang, besok saya akan membawanya ke sekolah sebagai bekal makan siang saya!” Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik restoran berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang ke kota untuk menempuh pendidikan, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Pemilik restoran lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut.

Sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja. Dan memberikan kepada pemuda ini. Melihat perbuatannya, istrinya paham jika suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi. Suaminya kemudian membisik kepadanya: “Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di atas nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung dan lain kali dia tidak akan datang lagi. Jika dia ke tempat lain dan hanya membeli semangkuk nasi putih, dari mana ada gizi untuk bersekolah.” “Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.” “Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku?” sambut suaminya dengan senyum hangat. Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain. “Terima kasih, saya sudah selesai makan.”

Pemuda ini pamit kepada mereka. Ketika dia sudah mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka. “Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat!” kata pemilik restoran sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini, besok jangan segan-segan datang lagi. Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus lagi untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat sekolah.

Setelah tamat sekolah, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi di restoran tersebut karena sudah bekerja di kota lain. Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur. Suami istri ini tiba-tiba kehilangan mata pencaharian. Dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan, membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik. Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor yang bagus. “Apa kabar? Saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan. Saya diperintahkan oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami. Perusahaan kami telah menyediakan semuanya. Kalian hanya perlu membawa koki dan “keahlian” kalian kesana, keuntungannya akan dibagi dua dengan perusahaan.” “Siapakah direktur diperusahaan Anda? Dan mengapa ia begitu baik terhadap kami? Saya tidak pernah mengenal seorang yang begitu mulia!” sepasang suami istri ini berkata dengan terheran-heran. “Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami! Direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu. Yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”

Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul. Setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya.

Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini. Jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang. Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka: “Bersemangat ya! Di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok!”

Sobat Kebaikan memang tidak akan lekang oleh waktu, dan tak kan lapuk di telan masa,, semoga kita semua senantiasa di beri petunjuk-Nya dan senantiasa mampu menjadi manusia yang memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi orang lain...  aamiin..



Sumber :: 
shared by :: http://kisahislami.com/
Pict ::  Google pict




 Salam santun ukhuwah fillah & mari berbagi sobat... ^_*05

Read More..

Wednesday, April 25, 2012

Kisah Rasulullah dengan Jeruk

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

 Suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang wanita kafir. Ketika itu baginda bersama beberapa orang sahabat. Wanita itu membawa beberapa biji buah limau sebagai hadiah untuk baginda. Cantik sungguh buahnya. Siapa yang melihat pasti terliur. Baginda menerimanya dengan senyuman gembira. Hadiah itu dimakan oleh Rasulullah SAW seulas demi seulas dengan tersenyum.

Biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama para sahabat, namun kali ini tidak. Tidak seulas pun limau itu diberikan kepada mereka. Rasulullah SAW terus makan. Setiap kali dengan senyuman, hinggalah habis semua limau itu. Kemudian wanita itu meminta diri untuk pulang, diiringi ucapan terima kasih dari baginda.

Sahabat-sahabat agak heran dengan sikap Rasulullah SAW itu. Lalu mereka bertanya. Dengan tersenyum Rasulullah SAW menjelaskan “Tahukah kamu, sebenarnya buah limau itu terlalu masam semasa saya merasainya kali pertama. Kiranya kalian turut makan bersama, saya bimbang ada di antara kalian yang akan mengenyetkan mata atau memarahi wanita tersebut. Saya bimbang hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya habiskan semuanya.”

Begitulah akhlak Rasulullah SAW. Baginda tidak akan memperkecil-kecilkan pemberian seseorang biarpun benda yang tidak baik, dan dari orang bukan Islam pula. Wanita kafir itu pulang dengan hati yang kecewa. Mengapa? Sebenarnya dia bertujuan ingin mempermain-mainkan Rasulullah SAW dan para sahabat baginda dengan hadiah limau masam itu. Malangnya tidak berhasil. Rancangannya telah hancur lebur oleh akhlak mulia Rasulullah SAW.


 Sumber ::
Story :: http://virouz007.wordpress.com
pict :: google pict


Salam santun ukhuwah fillah & mari berbagi sobat... ^_*05




Read More..

Kisah Tukang Bakso

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Sobat maya... alhamdulillaah, Allaah masih memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali... nahh coretan yang ini merupakan salah kisah inspiratif yang di ambil dari kisah hidup salah satu saudara seiman kita,, berikut ceritanya sob,, semoga bermanfaat >>>

Di suatu senja sepulang kantor,  pak noval mengurus tanaman di depan rumahnya, sambil memperhatikan beberapa anak asuhnya yang sedang belajar menggambar peta, mewarnai..  Dan pada sore itu, hujan rintik-rintik juga turut menyertai, hujan yang memang selalu hadir di karenakan memang tengah musim penghujan.

Dan sementara asyiknya mengurus tanaman tiba-tiba terdengar suara tek…tekk.. .tek…suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat… pak Noval hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso.

Selesai makan bakso, pak noval  langsung membayarnya.

Dan, ada satu hal yang menggelitik fikirannya selama ini, karena setiap kali membayar ke abang bakso tersebut , si abang tukang bakso selalu memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Pak Noval ini pun bertanya untuk memecahkan rasa penasarannya selama ini.

Mang kalo boleh tahu, kenapa uang-uang itu pisahkan? Barangkali ada tujuan?

Iya pak, memang sengaja saya memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak saya, mana yang menjadi hak orang lain / amal ibadah, dan mana yang menjadi hak cita-cita penyempurnaan iman seorang muslim”.

Maksudnya…?” pak noval bertanya lagi.

“Iya Pak, kan dalam agama islam menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Sengaja saya membagi 3 tempat, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari untuk keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq /sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso saya selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kencleng, artinya tabungan untuk menyempurnakan rukun islam yang ke 5 yakni melaksanakan ibadah haji. Nah, Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar, Maka saya dengan istri sepakat bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, kami harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji.. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi saya dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Seketika pak noval merasa sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.

Lalu pal noval pun mengajukan beberapa pertanyaan lagi “Iya mang, tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu…? termasuk memiliki kemampuan dalam biaya…?"

Abang Tukang bakso menjawab, “Itulah sebabnya Pak, justru kami malu kepada Tuhan kalau bicara soal Rezeki karena kami sudah diberi Rezeki. Semua orang pasti mampu kok kalau memang niat." menurut saya definisi “mampu” adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri kita sebagai orang yang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri kita “mampu”, maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangan-Nya Allah akan memberi kemampuan pada kita."

Masya Allah…" hanya kata itulah yang keluar dari bibir pak noval setelah mendengar penuturan abang tukang bakso tersebut


Semoga kita semua dapat memetik manfaatnyaa,,, aamiin...



Sumber ::
Story :: http://buyanur.com/2010/05/21/pencerahan-hati-kisah-tukang-bakso/
Pict :: Google pict  


Salam santun ukhuwah fillah & mari berbagi sobat... ^_*05
 


Read More..

From VLP To Friends

Blog Indonesia

blog-indonesia.com

VLP Chats

Hitstats

Indonesia Blogger

Blogger Indo