Laras duduk di tepian bangku tua, taman belakang
rumahnya. Terdiam. Ketika kuhampiri, ia malah berlalu secepatnya. Aku khawatir,
ia tak seperti biasa. Tak henti kutatap langkah sahabatku itu hingga membelok.
Jam yang melingkar di pergelangan tanganku
telah menunjukkan pukul 16:45.
***
Aku kesepian. Aku mengakuinya dengan
sempurna. Sangat. Tapi bukan berarti aku harus membalikkan kaki ke atas langit
lalu berteriak lantang menentang Tuhan. Aku belum separah itu. Ralat, segila
itu.
Apa ada yang tahu aku menghabiskan hari ini
dimana ? Rasanya tak penting menjelaskan sedetilnya. Aku hanya ingin bercerita
tentang lausan-lausan wajah yang kulihat hari ini.
Ada yang tengah berdua dengan kekasihnya
atau suaminya, aku tak tahu jelas, jelasnya mereka jalan berdua. Ada pula yang beriring jalan dengan mamanya,
adiknya, jelasnya keluarga itu keluarga harmonis. Ada juga yang menikmati waktu
sendirinya dengan menyertakan binatang kesayangannya, jelasnya dia masih ada
yang menyayangi.
Lantas
aku ? Aku rasa siapapun telah tahu jawabnya.
Hahaha. Lucu. Begitu lucu hidup ini. Dulu,
aku begitu terobsesi dengan materi, karir, dan segala yang berbau kesuksesan
finansial. Tapi sayangnya aku lupa memperkaya diriku di sisi yang lain. Sisi
yang tak akan pernah bisa dinilai dan dibeli dengan materi. Ya, berapapun itu.
Allah. Masihkah ada kesempatan untukku
bercerita bersama Sanur, tentang hubungan kami, tentang impian memiliki laila
sang permata hati, tentang kebahagiaan hidup yang tak hanya di dunia tapi juga
di alam abadi, akhirat. Allah, ingin sekali aku kembali memperbaiki segalanya.
Allah. Masihkah ada kesempatanku
membahagiakan mereka yang waktu kecil selalu kurengeki membeli mainan dan
makanan yang kuinginkan. Masihkah ada maaf untuk semua kelakuanku yang telah
membawa mereka ke rumah orang-orang tua yang putra-putrinya mengaku sibuk
dengan kerja. Allah, ingin sekali aku kembali memperbaiki segalanya.
Bukankah penyesalan memang datang belakangan
? Dan penyesalan itu telah menghampiriku sekarang. Masihkah ada kesempatan
kedua untukku dari kalian yang selama ini mencintaiku ?
Sekali lagi, aku memiliki banyak ruang hampa
dihatiku, dan orang-orang menyebutnya kesepian.
Aku ingin kalian tetap mencintaiku. Semoga
saja hari ini belum terlambat. Semoga !
***
Kugenggam erat carik kertas milik laras yang
tak sengaja ia tinggal di bangku tua ini. Aku mengerti bagaimana perasaannya.
Sangat. Dan aku tak pernah membayangkan apalagi menginginkan sifat dan tingkah
yang ia lakukan kemarin.
Tapi, entah ! Tiba-tiba wajah aina yang
merengek minta ditemani mengambil rapor kemarin terlintas. Dan aku yang tengah
tergesa-gesa saat itu, hanya meminta bibi menemaninya.
Aina, bunda janji tak akan abai lagi. Semoga
bunda tak terlambat. Semoga !
Tweet
0 VLP'ers comment:
Post a Comment
Kesopanan berkomentar cerminan dari kepribadian kita ! Silakan berkomentar sobat ^_*05