Tuesday, December 27, 2011

Spring In December - Part 7







**...Desember selalu ada untuk semi...**


30 menit kemudian citra akhirnya siuman... matanya melirik kesana kemari lalu mencoba bangkit dari sofa namun ternyata ia tak mampu... ia hanya mampu terkulai di atas sofa cafe yang berwarna merah marun itu... tidak lama kemudian seorang waitress cafe pun muncul  dan memberikan citra segelas teh hangat...setelah meneguk teh hangat tersebut wajah citra terlihat agak segaran,, sedikit demi sedikit...


Dan citra pun kemudian meminta tolong kepada waitress itu untuk memapahnya ke toilet... tiba-tiba saja sekembali dari toilet, citra secara tidak sengaja melihat ada vas yang berisi setangkai mawar merah yang terikat pita  soft pink persis seperti pita yang selalu mengikat buket-buket mawar yang diterimanya setiap hari,, setangkai mawar berpita soft pink itu ia lihat di ruang kerja mas aray sang pemilik cafe...

Citra pun mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada waitress cafe yang memapahnya itu "mbak, mas aray suka mawar yaa ???"... Waitress itu pun menjawab dengan anggukan kepala dan berkata "Pak aray memang setiap pagi membawa setangkai mawar merah segar lalu dia masukkan ke dalam vas itu dan mawar sebelumnya dia simpan dalam lemari pendingin yang ada dalam ruang kerjanya..."

Walaupun sebenarnya masih ada beberapa pertanyaan yang mengganjal dibenaknya,, citra memutuskan untuk tidak bertanya lagi... citra merasa takut mengajukan pertanyaan yang lebih lanjut... Ia masih terlihat sangat syok dengan kejadian yang baru saja menimpanya... Ia kali ini tidak mau menerka apapun... walaupun ia masih terlihat sangat penasaran dan menaruh curiga karena waitress itu menjawab dengan gugup dan seperti ada hal yang ditutup-tutupi...

Berselang beberapa saat,, mas aray sang pemilik cafe menghampiri dan menawari citra untuk diantar pulang ke rumah... Citra pun setuju diantar oleh mas aray dengan ditemani waitress yang memberinya minum dan memapahnya tadi...


Sementara di tempat lain tepatnya di rumah alea... alea terlihat menenangkan fikirannya dengan berendam di bathtup dan dikelilingi oleh lilin-lilin aroma teraphy serta ditambah dengan alunan instrumental... Alea juga masih terlihat sangat syok dengan kejadian barusan... matanya yang sipit kini bengkak karena sedari berbalik arah tadi hingga sepanjang perjalanan pulang ia tidak pernah berhenti menangis... Ia masih tidak percaya bila lelaki yang janjian bertemu dengan citra ternyata orang yang selama ini dia cintai, mas anggara... ia hanya terlihat berulang-ulang menarik nafas lalu menghembuskannya lewat bibir... 

Alea juga sama sekali tidak menyadari bila bibi sedari tadi mengetuk-ngetuk pintu kamarnya... pembantu alea yang rada bawel itupun kembali ke depan menemui anggara dan berkata "maaf,, den anggara mbak aleanya ga jawab bibi dari tadi,, den anggara telpon aja ke hpnya deh,, bibi masih banyak kerjaan nihh..."

Anggara yang wajahnya masih terlihat pias hanya bisa mengangguk,, kali ini ia benar-benar merasa bersalah pada alea... ia tidak mengira sama sekali hal ini akan terjadi... yang berputar-putar dalam fikirannya pun hanyalah pertanyaan yang akan dia ajukan kepada nona whan yang ternyata citra "menurutmu seorang wanita senang dilamar dengan cara seperti apa ???..." yaa.. kata-kata yang tadinya untuk masa depan alea itu,, kini menjadi senjata yang bisa menghancurkan rencana masa depannya secara keseluruhan... anggara tidak menyangka bila keinginannya untuk memberi surprise di acara Fashion Show alea yang di gelar 2 hari lagi ternyata berakhir dengan sebuah tragedi yang benar-benar diluar dugaan...

Sementara citra yang baru saja sampai di kediamannya terlihat di papah lagi oleh waitress cafe hingga ke dalam ruang tamu dan mas aray terlihat ikut mengekor dibelakang mereka... citra yang belum sempat duduk tiba-tiba saja dicekoki dengan pertanyaan bertubi-tubi dari mas ryan yang baru saja datang dengan tergesa-gesa "kamu ga apa-apa kan cit ?? apa perlu di bawa ke rumah sakit ?? atau kamu mau makan makanan apa,, nanti mas beliin buat kamu ??" 

Citra hanya tersenyum lalu berkata "citra ga apa-apa kok mas,, cuma masih agak puyeng aja dikit..." Ryan terlihat benar-benar cemas dengan keadaan tunangannya itu,,, semenjak anggara menelponnya dan mengatakan citra pingsan... ia tidak bisa tenang lagi... padahal pada saat anggara menelponnya, ia sementara mengajar di kelas,, yaa.. ryan adalah dosen di salah satu universitas negeri di kota itu... meskipun terpaut 5 tahun lebih tua dari citra... ryan tetap terlihat tidak beda jauh dengan citra... ryan yang kharismatik dan merupakan dosen idola bagi para mahasiswi-mahasiswinya itu adalah menantu idaman bagi maminya citra... 


Aray dan waitress cafe itu pun segera berpamitan... citra mengucapkan terima kasih kepada mereka berdua dan meminta maaf karena tak bisa mengantarkan mereka meskipun hanya sampai depan pintu... Keduanya pun hanya tersenyum dan waitress itu berkata "ga apa-apa kok mbak citra,, mbak citra banyak istirahat aja semoga cepat sembuh yaa... kami pamit dulu"


Mereka kemudian diantar oleh ryan hingga ke halaman depan,,, citra pun tak melepas pandangannya hingga mereka keluar dari rumah... namun tiba-tiba saja citra melihat sebuah amplop di tempat mas aray duduk sebelumnya... citra yang masih melihat mereka dari balik kaca ruang tamu pun memanggil-manggil mereka,, namun sayangnya baik mas ryan,, mas aray maupun waitress itu tak ada yang mendengar suara citra...


Hingga pada saat ryan kembali masuk ke dalam rumah ia mendapati citra yang masih terheran-heran melihat isi dari amplop tersebut... Ryan pun bertanya "ada apa cit,, apanya yang sakit??" citra hanya menggeleng dan memperlihatkan kepada ryan isi dari amplop tersebut... Ryan pun mengerinyitkan dahinya,, ia sama sekali tidak mengerti maksud citra tersebut... Belum sempat ryan bertanya lebih lanjut citra telah mendahuluinya bercerita,, citra bercerita semuanya,, tentang mawar merah,, kartu ucapan,, akun isengnya,, dan tentang pertemuan dengan annaiyyong anasuki yang ternyata anggara...


Setelah mendengar semua cerita citra,, ryan pun kemudian berkesimpulan bahwa semua yang terjadi benar-benar murni kesalah-pahaman dan harus segera di konfirmasi pada alea dan anggara dan menurutnya semua hal yang terjadi tersebut ada kaitannya dengan pemilik cafe di taman itu...


Citra yang merasa tubuhnya masih sangat lemah itu pun mengatakan "mas ryan mau bantu citra kan ?? mas lihat sendiri jangankan pergi menemui alea berdiri saja citra masih harus dibantu..."


Ryan pun tidak mau menyia-nyiakan waktunya... ia segera memapah citra ke mobilnya dan segera meluncur ke cafe taman...


Sesampainya kembali di taman,, citra memutuskan untuk tetap berada dalam mobil dan mas ryan yang menemui mas aray sang pemilik cafe tersebut... Ryan bergegas ke cafe  dan langsung menuju ruangan aray... Ruangan aray kosong, yang ada hanya tatanan rapi dari seluruh barang-barang di dalamnya dan tiba-tiba saja mata ryan tertuju pada nama yang terukir di atas meja,, nama yang merupakan tanda pengenal sang pemilik cafe... ARAY ANDRIAWAN...


Ryan pun berucap lirih "tidak salah lagi, pasti dia orangnya"... ryan yang masih berkesimpulan sendiri dengan nama yang dilihatnya tiba-tiba dikagetkan oleh suara deheman... yang ternyata aray... aray pun berkata " ada yang bisa dibantu mas ryan, atau mungkin ada barang dari mbak citra yang ketinggalan..."


Ryan tidak menjawab ia segera mengeluarkan amplop putih milik aray yang tertinggal di rumah citra... 

Aray pun mulai terlihat gugup ia menerka-nerka apa yang akan dilakukan oleh ryan padanya... Tanpa melihat isi dari amplop itu ia sudah mengetahui bahwa amplop itu adalah amplop yang berisi kartu ucapan buket yang akan dia kirim ke citra untuk esok hari... Amplop yang didalamnya telah bertuliskan inisial namanya AA... Namun aray tetap pura-pura tidak tau menahu...


Ryan pun segera berkata "Pak aray,, jika anda memang seorang lelaki sejati berarti anda tidak akan pernah ingin melihat kedua wanita yang telah bersahabat sedari dulu itu salah paham hanya karena ulah dari pak aray..."


Aray diam.. ia berfikir dan berusaha mencari cara agar ryan tidak memojokkannya seperti itu...


Ryan terlihat menahan amarahnya, ia mengulangi kata-katanya hingga 3 kali... ia tetap menjaga sikapnya karena ia ingin aray bercerita jujur dan bersedia menemui alea dan anggara lalu menjelaskan semuanya sekalipun dalam hatinya berkata "ingin sekali aku menonjok lelaki yang sudah berani mengirimi tunanganku bunga setiap hari,,, arrrggghhh..."

Aray pun akhirnya meminta ryan untuk duduk dan bersedia akan menjelaskan semuanya... aray menceritakan semuanya dari awal, dari dia menaruh hati kepada citra, hancurnya hatinya ketika mendengar citra telah dijodohkan oleh maminya, hingga buket mawar yang dikirimnya setiap hari... ia pun meminta maaf pada ryan "aku minta maaf atas kejadian ini,, aku juga sama sekali tidak kefikiran semua ini akan terjadi karena yang aku tau aku memiliki rasa kepada seseorang yang akan menikah dengan lelaki lain dan satu-satunya keinginanku hanya ingin melihat wanita yang aku cintai itu tersenyum dengan hal yang aku lakukan, dan satu-satunya cara yang aku tau hanyalah dengan mengirimi dia buket mawar setiap hari... ryan,, kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana hancurnya perasaanku, karena kamu tidak ada di posisiku,, yaa.. kamu tidak akan pernah tau bagaimana rasanya..."

 Ryan yang tadinya ingin meluapkan seluruh amarahnya itu segera menepiskan keinginannya tersebut... dalam hatinya ia selalu berucap "sabar ryan,, sabar ryan,, meskipun di sisi lain ada kata-kata yang juga tidak berhenti berputar-putar mengelilingi fikirannya "betapa sakit hatinya aku,, di depan mataku sendiri dan dengan telingaku sendiri aku mendengar lelaki lain mencintai tunanganku,, ingin rasanya aku enyahkan kamu dari bumi ini...arrgghhh..."


Ryan menarik nafas panjang dan berkata "baiklah aku akan memaafkan seluruh perbuatanmu,, walaupun sebenarnya aku sangat tidak rela melakukan itu,, namun itu harus aku lakukan karena aku mencintai citra sepenuh hatiku dan tidak ingin melihat dia terluka, jadi tolong semua penjelasan kamu ini, kamu jelaskan depan alea dan anggara,, agar citra yang katanya wanita yang kamu cintai itu tidak berada dalam lingkaran masalah gara-gara perbuatan kamu..."

Aray menatap lekat-lekat wajah ryan dan ia pun menelan ludahnya mendengar kata-kata itu... betapa tidak,, dia harus berbicara dan berjanji dengan lelaki yang akan menikahi wanita impiannya itu... harus menuruti semua kata-kata dari seseorang yang seharusnya menjadi musuhnya seumur hidup... hatinya betul-betul dipenuhi dengan bara berkobar... Aray pun tidak menjawab kata-kata ryan dia bergegas keluar kantor dan menuju parkiran...


Ryan yang melihat aray bertindak seperti itu telah mengerti bila aray telah setuju dengan kata-katanya hanya saja dia tidak ingin menjawab karena dia gengsi mengakui kesalahannya...

 Citra yang sedari tadi menunggu dalam mobil langsung mencekoki ryan dengan pertanyaan " gimana mas,, apa mas aray pelakunya,, apa mas aray bersedia mengakui semuanya di depan alea dan anggara ???"


Ryan hanya mengangguk dan segera mengikuti mobil aray yang sudah tancap gas beberapa menit sebelumnya...


Yaa memang benar, aray menuju rumah alea... setibanya di sana aray sudah terlihat agak tenang wajahnya sudah tidak memerah seperti sebelum dia berangkat dari cafe tadi... dan anggara yang ternyata masih menunggu di teras depan rumah alea melihat aray,, ryan dan citra turun dari mobil mereka...

Dalam hati anggara bertanya-tanya "apa yang mereka lakukan disini,, bisakah mereka membantuku memulihkan hati alea yang terlanjur tersakiti oleh semuanya ??"



Citra dan ryan yang melihat anggara ada di teras segera menghampirinya,, lalu citra pun berkata "mas anggara,, maafin citra yaa semoga alea bisa mengerti penjelasan kami nanti..."



Dan Aray yang masih berjalan gontai itu juga segera masuk ke dalam rumah alea...


Pembantu alea yang sementara di dapur dikagetkan oleh suara bel yang bertubi-tubi... dia mengomel namun tetap berjalan cepat menuju pintu... dan setelah pintu terbuka, bibi yang melihat citra begitu pucat pun segera berkata "astagfirullah,, mbak citra kenapa bisa pucat begini ?? tunggu yaa bibi panggilin mbak alea dulu,, tapi ga tau juga nanti mbaknya mau keluar atau tidak soalnya waktu pulang tadi mbak alea langsung lari ke kamar sambil menangis,, bibi juga ga tau kenapa mbak..."


Citra mengangguk dan berkata "bi,, tolong bilangin ke alea kalau citra yang datang..."


Sang bibi yang khawatir melihat keadaan citra tanpa basa-basi langsung berlari menuju kamar alea... 


Waktu sudah menunjukkan pukul 17:45... alea yang telah merasa agak segaran pun mengambil wudhu kemudian lanjut membaca Al-qur'an... baru beberapa ayat yang sempat dibacanya tiba-tiba bibi datang mengetuk pintunya... alea pun segera bergegas membukakan pintu... pintu belum sepenuhnya terbuka namun bibi langsung nyerocos "mbak,, ada mbak citra dibawah dengan den anggara, den ryan sama satu lagi ga tau siapa mbak... mbak,, mbak citra terlihat pucat sekali, sampai-sampai jalan saja dipapah sama den ryan..." alea yang masih mengenakan mukena hijau muda itu terlihat cemas mendengar keadaan sahabatnya yang digambarkan oleh bibi... dia pun segera turun, sekalipun dalam hatinya masih merasa sangat tersakiti... alea memang sangat menyayangi citra... apalagi bila menyangkut kesehatan sahabatnya itu ia pasti segera bergegas,, karena citra memang mengidap penyakit jantung bawaan sedari lahir...

 Melihat alea yang berlari menuruni anak tangga satu per satu citra tersenyum dan dalam hatinya berkata "aleaku memang tidak pernah berubah, apapun yang terjadi dia pasti selalu ada untukku,, maafkan aku alea sayang... maafkan aku yang telah menyakitimu..."  citra tak sadar bila di sudut-sudut kelopaknya telah berkumpul air mata yang siap membanjir kapan saja...

Sesampainya di ruang tamu alea langsung menghampiri dan memeluk citra lalu berkata "kamu kok pucat gini sayang ???... maafin aku yaa,, tadi aku refleks ninggalin kamu di sana...


Citra tersenyum dan tak kuasa lagi menahan air matanya,, ia memeluk pun alea dengan erat dan berbisik "aku yang minta maaf nggar,, aku yang salah... aku yang nyakitin kamu..."


Alea menghapus air mata sahabatnya itu... ia tau citra tidak akan pernah tega menyakitinya... dan baginya bukan citra yang menyakitinya namun dirinyalah yang menyakiti dirinya sendiri... karena ia yang terlalu berharap pada sesuatu yang memang belum pasti menjadi miliknya... saat itu alea belajar bahwa sesuatu yang paling berharga adalah persahabatan... dan ketulusan, kepercayaan serta kejujuran adalah kunci dari persahabatan... namun ia pun tak menyangkal bila  perasaannya terhadap mas anggara memang sedari dulu telah bersemayam namun kali ini ia telah ikhlas mengembalikan perasaannya kepada Sang Pemilik Rasa,, dan senantiasa berdo'a semoga Sang Pemilik Rasa menyatukan rasa yang ada dalam sanubarinya untuk bersamanya... yaa bersamanya.. bersama dia di dunia juga di akhirat...

Melihat adegan dua sahabat itu aray yang tadinya gontai dan enggan untuk berbicara,, kini mengatakan seluruhnya tanpa ada yang ditutup-tutupi sedikitpun... aray meminta maaf sedalam-dalamnya kepada semuanya tanpa terkecuali termasuk kepada ryan... dan aray pun berkata "dari kalian aku belajar arti sebuah cinta,, belajar arti sebuah ketulusan dalam mencintai,, kini aku tau bahwa memang benar cinta diciptakan bukan untuk menyakiti,, cinta itu membahagiakan,, dan bila kau ingin merasakan kebahagiaan dari cinta itu maka tuluskanlah hatimu untuk melihat orang yang kau cintai itu bahagia dan tersenyum, terlepas apakah engkau memilikinya atau tidak setidaknya kau telah berhasil membuat orang yang kau cintai itu tersenyum,, dan itulah kebahagian yang paling tinggi bagi seseorang yang mencintai..."


Mendengar aray berkata seperti itu ryan segera menepuk pundak lelaki yang hampir menjadi musuh seumur hidupnya lalu berkata "aku tau perasaanmu terhadap citra mungkin lebih dalam dari perasaanku terhadapnya, namun harus kau tau bahwa ada yang namanya takdir,, dan takdir itulah yang menyatukan aku dengannya dengan seseorang yang ternyata juga kau cintai,, namun kami semua akan selalu mendo'akanmu semoga engkau mampu mencintai jodohmu kelak melebihi dari perasaanmu kepada citra,, dan kami tau bahwa kamu pantas untuk mendapatkan yang terbaik..."

Aray hanya tersenyum dan menepuk balik pundak ryan...

Dan anggara yang sedari tadi hanya terdiam tiba-tiba pamit dan tak meninggalkan sepatah katapun... melihat anggara yang pergi begitu saja alea merasa semakin sakit dan dalam hatinya lirih berucap "mungkinkah benar, mas anggara tidak pernah mencintaiku???"



 **...Desember selalu ada untuk semi...**



*** To be continued

0 VLP'ers comment:

Post a Comment

Kesopanan berkomentar cerminan dari kepribadian kita ! Silakan berkomentar sobat ^_*05

From VLP To Friends

Blog Indonesia

blog-indonesia.com

VLP Chats

Hitstats

Indonesia Blogger

Blogger Indo