Friday, February 15, 2013

Kuda Menari (Sayyang Pattu'du) di Tanah Mandar





 Assalaamu'alaikum...

Sobat,, Sayyang pattu'du (kuda menari), begitulah masyarakat suku mandar, Sulawesi Barat menyebut acara yang diadakan dalam rangka untuk mensyukuri anak-anak yang khatam (tamat) Al-Qur’an. Masyarakat di Sulawesi Barat tamat Al-Qur’an adalah sesuatu yang sangat istimewa, dan perlu disyukuri secara khusus dengan mengadakan pesta adat sayyang pattudu. Pesta ini bisa diadakan diadakan oleh orang pribadi, atau oleh masyarakat massal yang biasanya mengadakan sekali dalam setahun bertepatan dengan bulan Maulid/Rabiul Awwal (kalender hijriyah). Dalam rangkaian adat sayyang pattu’du tersebut, ditampilkan atraksi kuda berhias yang bisa menari sembari ditunggangi anak-anak yang telah khatam Al-Qur’an.

Bagi masyarakat Mandar, khatam Alquran dan upacara adat sayyang pattudu memiliki pertalian yang sangat erat antara yang satu dengan yang lainnya. Acara ini mereka tetap lestarikan dengan baik. Bahkan masyarakat suku mandar yang berdiam di luar Sulawesi Barat akan kembali kekampung halamannya demi mengikuti acara tersebut.

Daya tarik tersendiri dari acara ini adalah arak-arakan kuda menari mengelilingi desa, dan pastinya kuda menari ini dikendarai oleh anak-anak yang menyelesaikan khatam Al-Qur’an.
Kuda-kuda tersebut telah terlatih untuk mengikuti irama tabuhan rebana dan mampu berjalan sembari menari mengikuti iringan musik tradisional tersebut, untaian pantun khas Mandar (kalinda’da’) yang mengiringi arak-arakan tersebut pun membuat acara semakin semarak.

Ketika duduk diatas kuda, para peserta yang ikut pesta Sayyang Pattudu harus mengikuti tata atur baku yang berlaku secara turun temurun. Dalam Sayyang Pattudu, para peserta duduk dengan satu kaki di tekuk kebelakang, lutut menghadap ke depan, sementara satu kaki yang lainnya terlipat dengan lutut dihadapkan ke atas dan telapak kaki berpijak pada punggung Kuda. Dengan posisi seperti itu, para peserta didampingi agar keseimbangannya terpelihara ketika kuda yang ditungganginya menari.
Peserta sayyang pattudu akan mengikuti irama liukan kuda yang menari dengan mengangkat setengah badannya keatas sembari menggoyang-goyangkan kaki dang menggeleng-gelengkan kepala agar tercipta gerakan yang menawan dan harmonis.

Ketika acara sedang berjalan dengan meriah, tuan rumah dan kaum perempuan sibuk menyiapkan aneka hidangan dan kue-kue yang akan dibagikan kepada para tamu. Ruang tamu dipenuhi dengan aneka hidangan yang tersaji diatas baki yang siap memanjakan selera para tamu yang datang pada acara tersebut.

Bila acara adat ini diadakan secara massal jumlah yang mengikutinya pun tak terbatas, bahkan terkadang sekitar 50 atau lebih peserta tiap tahunnya. Para peserta terhimpun dari berbagai kampung yang ada di desa tersebut, diantara para peserta ada juga yang datang dari desa atau kampung sebelah. Bahkan ada yang datang dari luar kabupaten, maupun luar provinsi Sulawesi Barat.




 Sumber : 
artikel : musdalifahyasin.wordpress.com
gambar : google




Wassalaam



 Salam santun ukhuwah fillah & mari berbagi sobat... ^_*05
 

0 VLP'ers comment:

Post a Comment

Kesopanan berkomentar cerminan dari kepribadian kita ! Silakan berkomentar sobat ^_*05

From VLP To Friends

Blog Indonesia

blog-indonesia.com

VLP Chats

Hitstats

Indonesia Blogger

Blogger Indo