Assalaamu'alaikum...
Sobat,, Sayyang
pattu'du (kuda menari), begitulah masyarakat suku mandar, Sulawesi Barat
menyebut acara yang diadakan dalam rangka untuk mensyukuri anak-anak yang
khatam (tamat) Al-Qur’an. Masyarakat di Sulawesi Barat tamat Al-Qur’an adalah
sesuatu yang sangat istimewa, dan perlu disyukuri secara khusus dengan
mengadakan pesta adat sayyang pattudu. Pesta ini bisa diadakan diadakan oleh
orang pribadi, atau oleh masyarakat massal yang biasanya mengadakan sekali
dalam setahun bertepatan dengan bulan Maulid/Rabiul Awwal (kalender hijriyah).
Dalam rangkaian adat sayyang pattu’du tersebut, ditampilkan atraksi kuda
berhias yang bisa menari sembari ditunggangi anak-anak yang telah khatam
Al-Qur’an.
Bagi
masyarakat Mandar, khatam Alquran dan upacara adat sayyang pattudu memiliki
pertalian yang sangat erat antara yang satu dengan yang lainnya. Acara ini
mereka tetap lestarikan dengan baik. Bahkan masyarakat suku mandar yang berdiam
di luar Sulawesi Barat akan kembali kekampung halamannya demi mengikuti acara
tersebut.
Daya tarik
tersendiri dari acara ini adalah arak-arakan kuda menari mengelilingi desa, dan
pastinya kuda menari ini dikendarai oleh anak-anak yang menyelesaikan khatam Al-Qur’an.
Kuda-kuda
tersebut telah terlatih untuk mengikuti irama tabuhan rebana dan mampu berjalan
sembari menari mengikuti iringan musik tradisional tersebut, untaian pantun
khas Mandar (kalinda’da’) yang mengiringi arak-arakan tersebut pun membuat
acara semakin semarak.
Ketika duduk
diatas kuda, para peserta yang ikut pesta Sayyang Pattudu harus mengikuti tata
atur baku yang berlaku secara turun temurun. Dalam Sayyang Pattudu, para
peserta duduk dengan satu kaki di tekuk kebelakang, lutut menghadap ke depan,
sementara satu kaki yang lainnya terlipat dengan lutut dihadapkan ke atas dan
telapak kaki berpijak pada punggung Kuda. Dengan posisi seperti itu, para
peserta didampingi agar keseimbangannya terpelihara ketika kuda yang
ditungganginya menari.
Peserta
sayyang pattudu akan mengikuti irama liukan kuda yang menari dengan mengangkat
setengah badannya keatas sembari menggoyang-goyangkan kaki dang
menggeleng-gelengkan kepala agar tercipta gerakan yang menawan dan harmonis.
Ketika acara sedang berjalan dengan meriah, tuan rumah dan kaum perempuan sibuk menyiapkan aneka hidangan dan kue-kue yang akan dibagikan kepada para tamu. Ruang tamu dipenuhi dengan aneka hidangan yang tersaji diatas baki yang siap memanjakan selera para tamu yang datang pada acara tersebut.
Bila acara
adat ini diadakan secara massal jumlah yang mengikutinya pun tak terbatas,
bahkan terkadang sekitar 50 atau lebih peserta tiap tahunnya. Para peserta
terhimpun dari berbagai kampung yang ada di desa tersebut, diantara para
peserta ada juga yang datang dari desa atau kampung sebelah. Bahkan ada yang
datang dari luar kabupaten, maupun luar provinsi Sulawesi Barat.
Sumber :
artikel : musdalifahyasin.wordpress.com
gambar : google
Wassalaam
TweetSalam santun ukhuwah fillah & mari berbagi sobat... ^_*05
0 VLP'ers comment:
Post a Comment
Kesopanan berkomentar cerminan dari kepribadian kita ! Silakan berkomentar sobat ^_*05