Friday, September 28, 2012

Semangat dari Hati







Alunan musik mengalun lembut di setiap sudut “Green Book Store”, salah satu cabang toko buku terbesar di Indonesia. Alunan-alunan indah tersebut telah membuat para pengunjung terlena untuk berlama-lama di dalamnya, menikmati kuartal demi kuartal, tone demi tone. Dari cctv terlihat jelas kegiatan-kegiatan para pengunjung, ada yang membaca sinopsis kemudian membelinya, ada juga yang hanya membaca kemudian meletakkannya kembali. Ada yang datang sendiri, berdua, ada juga yang beramai-ramai. Seperti itulah suasana yang setiap hari ditemui oleh asma selama setahun terakhir. Dan dari arah pintu masuk terlihat seorang wanita berkerudung biru muda menghampiri asma.

Assalaamu’alaikum Asma” sapa wanita berkerudung biru tersebut

Wanita berkerudung hijau itu pun spontan berbalik “Wa’alaikumussalam,, Rianty, kamu makin cantik dengan kerudung, makin bercahaya

Dengan wajah yang tersipu malu rianty menjawab “Makasih, ma… biasa aja kok sebenarnya… tapi jujur, aku ngerasa sangat nyaman sejak menggunakan kerudung, dan perasaan itu tidak bisa dibahasakan lewat kata-kata,,hehe…”

Alhamdulillaah, ty, aku bahagia banget, ngeliat kamu sudah berkerudung, ternyata S.E mampu mengantarkan kamu jadi muslimah sejati sekarang” sambil mendaratkan cubitan kecil di lengan sahabatnya

Rianty membalas cubitan kecil asma seraya berkata “asma, asma… bisa aja kamu,, aku jadi malu…hehe… owya,, gimana kabar skripsimu ?”

Dengan senyum manis asma menjawab “Alhamdulillaah, sekarang sudah ada di pembimbing 2 untuk di koreksi,, do’ain yahh, biar cepet nyusul kamu…” 

 Rianty pun menggenggam asma “Iya,, Semoga sahabatku yang paling baik ini lulus secepatnya,,aamiin… tapi soal nyusul aku,, jangan deh, ntar kamu pengangguran lagi kaya’ aku…hehe

Asma membalas dengan senyuman yang penuh tanya “Aamiin.. Lho, bukannya kemarin, kamu dah diterima di perusahaan swasta, yang industri di Kalimantan itu??

Iya ma, aku dah interview user sebulan yang lalu, tapi orang tuaku ga setuju kalau aku ditempatkan di lokasi perkebunan industri itu, jadi pada saat pemanggilan tes kesehatan, aku ga hadir” Rianty menunduk sedih

Melihat sahabatnya sedih, asma kini balik menggenggam “Ty,, aku ngerti perasaan kamu gimana, tapi restu orang tua itu memang penting, apalagi ini menyangkut masa depan kita, tapi aku ga bermaksud menggurui kamu ty, cuma sekedar pendapat aku aja

Ga kok,, aku justru salut sama kamu ma, kamu masih bisa menghormati orang tuaku seperti itu, padahal mereka sudah menolak kamu mati-matian saat aku ngajak kamu tinggal dirumah” Dalam genggaman eratnya, rianty semakin terlihat sedih

Dengan mata yang berkaca-kaca asma mencoba tetap tersenyum“Sudahlah,, lupakan saja tentang hal itu ty,, yang penting sekarang aku sudah punya tempat bernaung meskipun hanya kontrakan”

 “Maafin aku ya ma, aku ga bisa bantu banyak” Seraya merangkul sahabat sedari kecilnya tersebut

Masih dengan senyuman dan mata berkaca-kaca, asma balik merangkul “Ga apa-apa kok ty, do’aian aku aja, itu sudah lebih dari cukup”

Kali ini air mata rianty menetes satu persatu “Asma,, Kamu tuh tegar banget, aku ga tau kalau aku ngalamin yang kamu alami, sekarang aja aku dah ga sanggup dengan kehidupanku”

Asma melepas rangkulan lalu meletakkan telunjuknya di bibir sahabat sedari kecilnya tersebut “Sstt,, jangan ngomong gitu,, Segala sesuatu yang terjadi semua atas Izin Allah, apapun itu,, bahagia atau sedih kita mesti bersyukur, satu hal yang harus kita percaya bahwa Allah ga pernah ingkar janji, dan janji Allah telah pasti bahwa dibalik kesulitan selalu ada kemudahan”

Dengan wajah yang penuh air mata rianty kembali merangkul asma “Asma,, kamu memang sahabat terbaikku,, aku selalu ngerasa tenang setiap ngomong sama kamu,, makasih ya ma”

Husshh,, jangan bilang makasih ke aku, makasih ke Allah karena DIA telah mengirimkan teman secantik dan sebaik aku..heheh” Asma menggodai rianty sembari menghapus air mata sahabatnya tersebut

Dua sahabat itu saling mencubit pipi satu sama lain, senyuman sore itu seolah menyembunyikan seluruh kegetiran hidup asma. ia selalu menebarkan senyuman untuk sekelilingnya meski dalam hatinya begitu perih.  Kini selain melanjutkan kuliah, ia juga harus menghidupi 2 orang adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.

Sejak ayahnya dituduh melakukan korupsi setahun yang lalu, hidup asma berubah 180°, apalagi tak lama berselang, tepatnya sebulan kemudian ibunya juga meninggal dunia. Seluruh harta mereka disita, meski seluruh harta itu adalah hak mereka, namun ternyata skenario orang-orang yang menjebak ayahnya membuat semuanya menghilang begitu saja bak debu yang diterpa badai seketika.

Di awal ia mengalami semua itu, asma hampir hilang arah, namun Dua ayat dari surat Al-Insyirah1) yang telah terpatri lekat-lekat dalam memori, fikiran dan hatinya merupakan senjata pamungkas untuk memompa semangatnya yang saat itu benar-benar hampir habis tak bersisa. Dengan secuil harapan, asma mencoba bangkit, ia bertekad akan menyelesaikan kuliah, menghidupi adik-adiknya, juga berdiri di barisan paling depan untuk pembelaan ayahnya.

Meski getir melihat kenyataan hidupnya, asma tetap berjalan penuh semangat di atas rangkaian takdirnya, dan mengejar waktu batas Drop-out yang tersisa 2 semester lagi. Dengan modal buku-buku perpustakaan, buku-buku pinjaman dari tempatnya bekerja, juga informasi-informasi tambahan dari internet, serta bantuan pihak perusahaan, asma berpacu mengerjakan skripsinya.

***
Tiga bulan Kemudian…

Asmania Kazfya ; IPK 3.45 - Sangat Memuaskan
Naurah Amalia ; IPK 3.55 - Cum Laude
Jaswan Syaputra ; IPK 3.65 - Cum Laude

Suara yang telah berlalu dari beberapa jam yang lalu tersebut masih membahana dengan sangat jelas dalam gendang telinga asma, dengan air mata yang tak berhenti berurai, ia bercerita di depan pusara ibunya “Bu,, anak gadismu sekarang sudah sarjana, beberapa jam yang lalu anak cantikmu ini memakai toga, sejak dari yudisium nama anakmu ini sudah berubah menjadi Asmania Kazfya, S.E, bagus kan bu??,,” Setelah bercerita panjang lebar, dan membersihkan pemakaman ibunya dari rumput-rumput liar, asma terlihat bergegas pergi, ia naik angkutan umum lalu berhenti di depan gedung yang di jaga oleh orang-orang yang berseragam coklat. Meski dengan wajah yang sembab ia tetap melangkah dengan pasti, seperti memasuki tempat yang menjanjikan kebahagiaan, namun bagi asma langkah-langkah ini bukanlah kesedihan melainkan jembatan takdir yang akan berpenghujung pada kebahagiaan.

***
Wanita yang mengenakan kerudung hijau persis seperti yang dikenakan asma, terlihat merangkul asma “Asma, selamat ya atas wisuda kamu kemarin,, mmmhh,, tapi aku sedih, dalam fikiranmu sekarang pasti ingin pergi dari sini secepatnya, kan kamu sudah sarjana

Dengan tersenyum simpul asma menjawab “Makasih wid ucapannya,, tapi kamu kok ngomong gitu?,, Aku ga akan pernah meninggalkan tempat ini, bagiku, di sini bukan tempat bekerja lagi, melainkan rumah terindah yang pernah aku miliki, hidup bersama buku-buku, pelanggan, dan saudara-saudara seperti kalian semua adalah harta yang tak akan ternilai harganya

Dengan wajah yang sedikit khawatir widia berkata “Tapi kan di luar sana, kamu bisa mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik lagi

Asma pun kembali tersenyum simpul sembari menggenggam widiya “Mmmhh,, mungkin iya mungkin tidak,, kenapa aku bilang seperti itu, karena kehidupan yang lebih baik menurutku bukan dinilai dari banyaknya materi, tapi dari sini (dari ketenangan dan kenyamanan hati), mungkin memang benar aku akan mendapatkan materi yang jauh lebih melimpah tapi aku tidak akan pernah mendapatkan saudara seperti kalian semua, saudara yang siaga menemaniku saat aku sakit, menyisihkan sedikit penghasilan mereka hanya untuk uang sekolah adikku, memberikanku pinjaman buku untuk menyelesaikan skripsi, memberikanku kehidupan yang penuh cinta, sayang, senyuman disaat semua orang menghindari aku dan keluargaku. Widiya, aku benar-benar bersyukur, Allah telah mengirimkan kalian semua untuk hadir di hidupku, kalian adalah hadiah terindah yang diberikan oleh-NYA

Ohhh,,, Asma,, aku makin sayang sama kamu..” Widiya kembali merangkul asma dengan erat

Asma pun mengeratkan rangkulannya “Aku juga sayang kamu wid, sayang kalian semua

Keterangan :
1.      Fainna ma’al ’usri yusraa, inna ma’al ‘usri yusraa.
(Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. QS Al-Insyirah 5:6)

0 VLP'ers comment:

Post a Comment

Kesopanan berkomentar cerminan dari kepribadian kita ! Silakan berkomentar sobat ^_*05

From VLP To Friends

Blog Indonesia

blog-indonesia.com

VLP Chats

Hitstats

Indonesia Blogger

Blogger Indo