Thursday, January 24, 2013

Theory Of Constraint (Teori Kendala)





Definisi dan Jenis Kendala

Setiap perusahaan memiliki kontsrain (kendala) yang bisa membuat pencapaian, kinerja atau performa perusahaan menjadi berkurang. Dan dalam Teori Kendala mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya. Jika hendak memperbaiki kinerja, suatu perusahaan harus mengidentifikasi kendala-kendalanya, mengeksploitasi kendalanya dalam jangka pendek dan jangka panjang, kemudian menemukan cara untuk mengatasinya.

Menurut Hansen dan Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  1. Berdasarkan asalnya
  • Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional.
  • Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal berupa volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar, meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.
 2. Berdasar sifatnya
  • Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
  • Kendala tidak mengikat (loose constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya. 

Tujuan, Ukuran Performansi dan Prinsip dasar dalam TOC 

Tujuan, yang disebutkan oleh Goldratt, adalah untuk memperoleh keuntungan. Dan Kriteria performansi dari ukuran finansial adalah net profit, return on investment (ROI), dan cash flow. Serta Ukuran operasional adalah throughput (T), inventory (I), dan operating expense (OE).

Adapun prinsip dasar TOC adalah:
  • Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi,
  • Tingkat utilitas non bottleneck tidak ditentukan oleh potensi stasiun kerja tersebut tetapi oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber kritis lainnya,
  • Aktivitas tidak selalu sama dengan utilitas,
  • Satu jam kehilangan pada bottleneck merupakan satu jam kehilangan sistem keseluruhan,
  • Satu jam penghematan pada non bottleneck merupakan suatu fatamorgana,
  • Bottleneck mempengaruhi throughput dan inventory,
  • Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan batch proses,
  • Batch proses sebaiknya tidak tetap (variabel),
  • Penjadwalan (kapasitas & prioritas) dilakukan dengan memperhatikan semua kendala (constraint) yang ada secara simultan,
  • Jumlah optimum lokal tidak sama dengan optimum keseluruhan (total).

Tahap Penting dalam Teory Of Contraint (TOC)

Dalam menghadapi konstrain atau kendala, perusahaan dapat mengikuti atau memodifikasi langkah-langkah yang terdapat di TOC. Adapun tahapan langkah-langkah dalam TOC mencakup : 

1. Mengidentifikasikan kendala yang mengikat 

Untuk mengidentifikasikan kendala yang mengikat, digunakan network diagram, yaitu suatu flowchart dari pekerjaan yang diselesaikan, yang menunjukkan urutan proses dan jumlah waktu yang diperlukan untuk masingmasing proses. Tujuan digunakannya suatu network diagram adalah untuk menolong akuntan manajemen untuk melihat adanya tanda-tanda hambatan. Suatu kendala sering kali diindikasikan oleh proses yang menggunakan persediaan dalam jumlah yang relatif besar atau terdapat waktu tenggang (lead time) yang lama. Task analysis, yang menggambarkan aktivitas dari setiap proses secara rinci, juga dapat digunakan dalam mengidentifikasikan kendala yang mengikat. 

 2. Menentukan penggunaan yang paling efisien bagi tiap kendala yang mengikat 

Setelah kendala yang mengikat pada operasi diidentifikasikan, manajemen harus melakukan apapun yang diperlukan untuk memaksimalisasikan arus produksi yang melalui kendala tersebut. Pada langkah ini, akuntan manajemen menentukan bagaimana cara yang paling efisien menggunakan sumber daya perusahaan. Pendekatan yang dilakukan berbeda-beda, tergantung apakah hanya ada satu produk atau lebih dari satu produk. Jika hanya ada satu produk, akuntan manajemen harus mencari cara untuk memaksimalkan arus produksi yang melalui kendala. Jika ada dua atau lebih produk, maka manajer harus menentukan bauran produk yang paling menguntungkan.  

3. Mengelola arus produksi melalui kendala yang mengikat 

Tujuan mengelola arus produksi di dalam dan di luar kendala yang mengikat adalah untuk melancarkan arus produksi. Suatu alat penting untuk mengelola arus produksi dalam konteks ini adalah sistem DBR (Drum-Buffer-Rope), yaitu sistem yang menyeimbangkan arus produksi yang melalui suatu kendala mengikat. Drum adalah kendala sumber daya yang mengikat utama. Buffer adalah jumlah minimum persediaan yang dibutuhkan untuk menjaga agar sumber daya yang mempunyai kendala tetap sibuk dalam interval waktu tertentu. Rope adalah tindakan yang diambil dari awal operasi sampai pada tingkat produksi sumber daya yang memiliki kendala dengan tujuan menyeimbangkan arus produksi.  

4. Menambah kapasitas bagi kendala yang mengikat 

Untuk menghilangkan kendala-kendala dan meningkatkan throughput, manajemen harus memikirkan mengenai penambahan kapasitas bagi kendala-kendala yang mengikat. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan manajemen untuk mengangkut suatu kendala dengan menambah kapasitas pada operasi yang menghadapi kendala:
  • Berinvestasi untuk menambah peralatan produksi jika hal tersebut akan meningkatkan throughput dalam tingkat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk investasi.
  • Melaksanakan proses produksi secara pararel, di mana unit produk yang beragam berjalan di bawah operasi produksi yang sama secara bersamaan sehingga tidak ada waktu menganggur (idle time).
  • Menambah jam kerja pada operasi yang berkendala
  • Melatih ulang para pekerja dan memindahkan mereka pada bagian operasi yang berkendala.
  • Menghilangkan semua aktivitas yang tidak bernilai tambah pada operasi yang berkendala.
  • Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan pada operasi yang berkendala.

 5. Mendesain ulang proses produksi untuk mendapatkan throughput yang lebih fleksibel dan cepat 

Strategi yang paling baik untuk merespon kendala-kendala yang terjadi adalah mendesain kembali proses produksi, yang meliputi penggunaan teknologi produksi yang baru, mengeliminasi produk-produk yang sulit untuk diproduksi, dan mendesain ulang beberapa produk agar lebih mudah untuk diproduksi. Setelah selesai melaksanakan kelima langkah tersebut, maka langkah-langkah itu diulangi lagi dari awal sampai akhir. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja secara berkelanjutan dengan mengelola kendala-kendala yang ada.
 

0 VLP'ers comment:

Post a Comment

Kesopanan berkomentar cerminan dari kepribadian kita ! Silakan berkomentar sobat ^_*05

From VLP To Friends

Blog Indonesia

blog-indonesia.com

VLP Chats

Hitstats

Indonesia Blogger

Blogger Indo